Sunday 28 March 2021

Tirukural: Bahasa Indonesia

 Tirukural

Tuntunan Bijak Dari Masa ke Masa
Alih Bahasa dan Tafsir: AS. KOBALEN, M.Phil.

1.   Aram – Kebenaran

 

2. Porul - Kemakmuran

 

3. Inbam - Kebahagiaan


Bab 1-10

 Tirukural

Tuntunan Bijak Dari Masa ke Masa
Alih Bahasa dan Tafsir: AS. KOBALEN, M.Phil.

1. Aram – Kebenaran (Bab 1-10)

Bab 1: Pemujaan Tuhan

1

Karena semua abjad bermula dengan aksara (A), maka demikian juga dunia berawal dengan Tuhan yang abadi.

2

Apa gunanya ilmu bagi seseorang kalau dia tidak beriman pada Tuhan.

3

Mereka yang bermeditasi Siang dan malam dikaki suci Padma yang berbentuk teratai di dalam hati yang taat akan selalu menghuni rumah surgawi.

4

Tiada keburukan hidup dapat menyentuh mereka semata - mata berpegang dikaki-Nya yang berada di luar jangkauan suka dan duka.

5

Perbuatan, baik atau buruk yang muncul dari kegelapan takkan mempengaruhi mereka yang dengan suka cita bernyanyi memuja Tuhan.

6

Mereka berada dalam kebahagiaan abadi yang menelusuri jalan- Nya yang lurus, jalan Tuhan yang telah melenyapkan keinginan pancaindera

7

Kegelisahan pikiran tak dapat dihilangkan kecuali oleh mereka yang bersimpuh di kaki Tuhan yang maha segalanya.

8

Orang tak dapat lolos dari kesenangan duniawi yang jahat kecuali jika dia berlindung di bawah kaki Tuhan Pengampun dan pengabul lautan kebajikan.

9

Kepala yang tunduk bukan di kaki Tuhan yang memiliki delapan sifat akan sama tidak berharganya dengan organ tubuh yang tidak menjalankan fungsinya dengan benar

10

Tidak seorang pun kecuali mereka yang senantiasa bermeditasi di kaki Tuhan, yang dapat menyebrangi samudera kelahiran.

 

Bab 2: Nilai Hujan

11

Curah Hujan yang berkesinambungan dan keberadaan dunia dilestarikan, layak jika kita menyebutnya hidayahnya yang maha kuasa.

12

Hujan itu penting untuk menghasilkan pangan yang baik dan hujan itu sendiri pangan.

13

Jika hujan tak kunjung turun bencana kelaparan akan berkecamuk melanda bumi.

14

Petani tak lagi menggarap sawah dan ladang bila mata air surgawi kering kerontang.

15

Daya hujan begitu dahsyat sehingga dapat menggersangkan negeri menjadi gurun kala hujan tak mengguyurnya dan sebaliknya hujan sanggup menyuburkan gurun kalau tercurah menurut musimnya.

16

Jika tak ada hujan setetes pun dari awan, helai rumput pun takkan terlihat

17

Khazanah samudera luas sekalipun akan susut, kalau awan tak lagi menyerap airnya dan memberikannya kembali sebagai guyuran hujan yang menyejukkan.

18

Jika hujan tidak turun, perayaan tahunan dan sembah sujud sehari-hari bagi para dewa akan mandeg.

19

Amal dan ibadah takkan bisa dijalankan di dunia tanpa hujan mengguyur bumi.

20

Kewajiban dalam hidup takkan dijalankan oleh siapa pun bila tak ada air, air tak akan mengalir tanpa hujan.

 

Bab 3: Keagungan Para Rohaniawan

21

Semua tulisan dalam kitab suci menekankan, di atas semua keutamaan lain, kebesaran para rohaniawan yang sesudah menjalani hidup dengan disiplin rohani tinggi, bagi golongan mereka, dianggap telah meninggalkan kehidupan duniawi.

22

Mencoba mengukur atau mengetes kebesaran rohaniawan sama bodohnya dengan mencari orang mati di dunia

23

Kebesaran mereka yang meninggalkan kehidupan duniawi, setelah menemukan dukanya dan kebahagiaan kehidupan surgawi-, benar-benar paling utama di dunia.

24

Dia yang sanggup mengendalikan panca inderanya akan memperoleh kebahagiaan surgawi.

25

Indra, raja para dewa itu sendiri, akan mendengar kesaksian bagi tekad mereka yang menghalangi keinginan panca indera.

26

Mereka yang berjiwa besar akan melakukan hal yang sulit, namun mereka yang berjiwa kerdil tak sanggup melakukannya.

27

Dia yang mengetahui sifat-sifat panca indera perasa, penglihatan, peraba, pendengaran, dan penciuman mengetahui seluruh pengetahuan dunia.

28

Kata-kata mistik Rohaniawan yang penuh pengaruh akan memperlihatkan kebesaran kata-kata mistik itu kepada dunia.

29

Amarah mereka yang memiliki sifat baik tak dapat dilawan bahkan sesaat pun.

30

Para pertapa benar disebut kepada semua makhluk. yang penuh kasih kepada semua makluk hidup

 

Bab 4: Penekanan pada Potensi Kebajikan

31

Apa yang mendatangkan kejayaan yang lebih besar kepada manusia daripada hal yang benar? Ini memberikan kemakmuran (di muka bumi) dan juga kebahagiaan (di surga).

32

Tak ada kebaikan yang lebih besar ketimbang kebiasaan berbuat baik; juga tak ada keburukan yang lebih besar ketimbang sikap acuh terhadapnya.

33

Berbuat baiklah tanpa henti, semampumu, dengan pikiran, ucapan tindakan. (Tri karana Sudhi )

34

Memiliki pikiran yang murni dan tanpa cela merupakan kebaikan yang nyata; segala yang lain akan sia-sia belaka.

35

Membebaskan diri dari rasa dengki, rakus, amarah, dan kata- kata yang pahit adalah kebaikan.

36

Lakukanlah perbuatan amal sekarang juga tanpa menundanya hingga usiamu lanjut; karena perbuatan amal sekarang ini akan merupakan pertolongan yang pasti bagimu menjelang ajal.

37

Tak perlu menguraikan hasil amal, ada baiknya ini diketahui dengan membandingkan orang yang digotong diatas kereta tandu dan orang yang menggotongnya.

38

Dia yang berbuat amal setiap hari dalam hidupnya akan lolos dari kelahiran (Penitisan kembali).

39

Kebaikan itu saja sebagai kehidupan pemilik rumah sudah memberikan kesenangan dan kemasyhuran sejati, segala yang lain tidak demikian.

40

Apa yang terbaik untuk dilakukan seseorang adalah kebaikan, apa yang sepatutnya dijauhi adalah keburukan.

 

Bab 5: Dharma Rumah Tangga

41

Dia adalah pemilik rumah sesungguhnya yang menolong ketiga perintah orang yang baik (Brahamachari, Vanasprasta, Sanyas in) dalam kehidupan rumah tanggga mereka merupakan buah kasih sayang yang diwujudkan oleh jalan hidup yang benar dan serasi.

42

Pemilik rumah sejati memberikan perlindungan kepada mereka yang terlantar, mereka yang miskin dan mereka yang ditinggalkan.

43

Kewajiban luhur pemilik rumah adalah setiap hari memelihara orang-orangnya, menghormati Dewa-Dewa, tamu-tamunya, kerabatnya dan dirinya sendiri.

44

Jika seseorang lelaki memproleh kekayaan dengan cara yang adil dan beramal kepada siapa pun yang layak diberi, maka keturunanya tidak akan pernah terputus

45

Kasih sayang dan amal dalam kehidupan pemilik rumah merupakan kebaikan dan manfaatnya.

46

Kalau seseorang dapat menjalani hidup dengan baik sesuai dengan keadaan si pemilik rumah, maka apakah yang dapat diperoleh seseorang jika dia lebih menyukai kehidupan yang lain.

47

Dia, yang layak menjalani hidup sebagai pemilik rumah merupakan yang hal terbesar di antara semua orang yang berupaya melakukan hal-hal yang lebih baik.

48

Pemilik rumah yang tidak menyimpang dari jalan kebenaran dan membantu mereka yang melakukan kebaikan dalam jalur yang benar itu patut mendapat pujian lebih daripada mereka?

49

Hidup berumah tangga itulah yang benar-benar hidup yang baik. Keadaan yang lain juga baik, kalau tanpa cela dari pihak yang lain.

50

Pria yang menjalani hidupnya sebagaimana sepatutnya dia lakukan akan dihormati sebagai salah seorang dewa langit.

 

Bab 6: Dharma Rumah Tangga

51

Seorang istri yang sangat baik dan mampu mengatur rumah tangganya dalam batas kemapuan keuangan suaminya merupakan dewi kemakmuran yang sejati dalam kehidupan berumah tangga

52

Kalau istri tidak memiliki kebaikan bagi kehidupan berumah tangga. Maka rumah tangganya tidak akan bahagia, walau bagaimanapun besarnya pendapatan atau gaji sang suami yang di perolah dari berbagai sumber.

53

Bila ibu rumah tangga memiliki karakter dan moral yang baik. Seperti apa apa yang terlihat dalam penataan rumah tangganya? Kalau dia tidak demikian, apa gunanya rumah tangganya?

54

Nilai apa yang lebih besar yang dapat dimliliki seseorang lelaki selain mendapatkan seorang istri yang setia,apalagi kalau sang istri komit dalam kesetiaanya pada teman hidupnya ?

55

Istri yang mungkin tidak beribadah, tapi bangun dari tidurnya dengan pengabdian yang luar biasa kepada suami dan keluarga memiliki kesaktian dan kesucian menurunkan hujan atas perintahnya.

56

Dia (istri), yang menjaga kehormatannya, penuh kasih sayang kepada suami, dan menjaga nama baik keduanya, adalah istri yang baik.

57

Apa gunanya tembok penjara dalam melindungi kebaikan seorang wanita? Wanita yang memiliki pikiran tegas, berkarakter merupakan iman dan benteng perlindungan dirinya yang paling ampuh.

58

Dia (wanita) yang memproleh kasih sayang sejati dari suaminya karena kesetiannya kepada suami dan rumah tangga akan mendapat kehormatan para dewa.

59

Seorang lelaki yang tidak mempunyai istri yang setia, yang dapat menjaga kehormatan sang suami akan terhina dan terkucilkan di antara kawan-kawannya.

60

Istri yang baik/ setia merupakan berkah dan putra/putri yang baik merupakan hiasan dari keberkahan tersebut

 

Bab 7: Kelahiran Para Putra

61

Di antara berkat terbesar yang dimiliki seseorang tidak ada yang melebihi dengan memiliki putra – putri yang baik (suputra).

62

Keburukan tidak akan menimpa seorang pria dalam ketujuh kelahiran (penitisan) yang mungkin dimiliki kalau dia memberikan keturunan yang memiliki watak dan karakter yang tidak tercela

63

Putra putri dikatakan sebagi anak-anak yang layak dimiliki, apa yang mereka peroleh juga menjadi kekayaan orang tuanya.

64

Makanan pahit yang digenggam oleh tangan mungil anak- anak akan jauh lebih manis bagi orang tua ketimbang madu lebah.

65

Sentuhan anak-anak menyenangkan tubuh, dan suaranya merdu sampai di telinga.

66

Alangkah merdunya music yang keluar dari seruling bagi mereka yang tidak mengetahhui melodi ocehan si kecil anak mereka.

67

Apa yang diharapkan oleh ayah terhadap putra/i nya adalah membuat putra/i nya layak mendapat tempat yang paling terkemuka di kalangan terpelajar.

68

Kearifan seorang anak akan menjadi berkah bagi dunia pada umumnya ketimbang bagi orang tuanya.

69

Kegembiraan seorang ibu setelah mendengar anaknya diakui sebagai orang yang baik adalah lebih besar daripada suka cintanya pada waktu kelahiran anaknya.

70

Kewajiban putra kepada ayahnya adalah membuat pihak lain berseru, “kebaikan apa yang telah dia lakukan agar dia dianugerahi anak yang demikian berharga”.

 

Bab 8: Memiliki Cinta Kasih 

71

Apakah yang dapat menghentikan spontanitas cinta? Air mata mereka yang penuh kasih sayang, ketika melihat penderitaan orang yang mereka kasihi, akan menunjukan cinta dalam batinnya.

72

Mereka yang tidak memiliki sifat kasih sayang hanyalah untuk mereka sendiri. Mereka yang membuat cinta bahkan rela mengorbankan jasad mereka demi mengabdi kepada yang lain adalah manusia sejati dan milik masyarakat luas.

73

Orang yang Bijak berkata bahwa ikatan jiwa terhadap jasad membedakan manusia dalam hal rasa cinta kasih .

74

Cinta melahirkan keakraban, dan cinta kemudian mendatangkan kejayaan persahabatan yang tidak terukur.

75

Rasa sadar akan berkah surgawi, mengikuti kehidupan pemilik keluarga dengan penuh kasih sayang.

76

Orang yang bodoh berkata bahwa cinta merupakan alat bantu bagi kebaikan, tapi juga ini merupakan alat bantu dalam menghindari kejahatan.

77

Bahkan ketika matahari membakar tubuh tanpa tulang, demikian juga Tuhan yang baik meyiksa orang yang tidak memiliki cinta.

78

Rukunnya kehidupan rumah tangga tanpa cinta kasih, sama mustahilnya dengan menyuburkan pohon di gurun yang gersang.

79

Apa gunanya semua pengaruh luar bagi mereka yang tidak memiliki cinta kasih sejati di lubuk hatinya.

80

Hanya jasad yang digerakan oleh cinta kasih yang merupakan tempat tinggal yang layak bagi jiwa. Jasad seseorang yang tanpa cinta kasih bagaikan tulang belulang yang dibalut dengan kulit.

 

Bab 9: Mengayomi Tamu

81

Satu-satunya maksud kehidupan pemilik rumah dan dalam memperoleh kekayaan adalah menjamu tamu dan ramah kepada mereka.

82

Kendati apa yang dimakan seseorang mungkin menjadi sesuatu,tapi menikmatinya sendirian tanpa berbagi dengan tamunya sangatlah tidak layak.

83

Dia yang setiap hari menjamu tamu yang datang kerumahnya tidak akan pernah mersa miskin dan kesulitan dalam hidup.

84

Dewi kemakmuran (Lakhsmi) akan senang tinggal dirumah orang yang menjamu tamunya dengan seputih hati.

85

Ladang orang yang memberi makan tamunya lebih dahulu dan memakan apa yang tersisa akan memberikan panen yang berlimpah walaupun benihnya mungkin tidak disebarkan.

86

Setelah menjamu tamunya, orang yang menunggu tamu lain akan disambut oleh para dewa dengan sukacita di surga.

87

Manfaat menjamu tamu tidak dapat diukur kecuali oleh nilai tamu yang dijamu

88

Mereka yang tidak menyadari nilai keramah tamahan akan menyesal karena telah melestari-kan kekayaan mereka dengan sia-sia.

89

Orang yang tidak menjamu tamunya sama saja hidup dalam kemiskinan walaupun bergelimang kekayaan. Ini merupakan karakteristik kebodohan.

90

Bahkan tatkala bunga anichcham layu ketika dicium,demikian juga tamu akan tersinggung bila tuan rumah bermuka masam.

 

Bab 10: Berbicara dengan Bahasa yang Menyenangkan

91

Kata-kata yang menyenangkan adalah kata-kata yang diucapkan dengan kasih oleh orang yang baik yang bebas dari kepalsuan / bersandiwara

92

Kata-kata yang menyenangkan yang diucapkan dengan air muka yang cerah bahkan lebih baik daripada memberi hadiah yang berlimpah dengan hati yang tulus.

93

Berbicara dengan suka cita dan dengan hati yang penuh kasih sayang dengan air muka yang cerah ceria murnih merupakan kebaikan sejati.

94

Tidak ada kemiskinan yang akan mendera bagi mereka yang mengucapkan kata-kata yang sejukkepada semua orang.

95

Tidak ada permata yang lebih layak bagi seorang pria ketimbang kerendahan hati dan tutur kata yang menyenangkan.

96

Jika seseorang mengucapkan kata-kata yang menyenangkan dan yang dipertimbangkan dengan matang, maka dia akan tumbuh kembang dalam kebaikan, sedangkan dosa-dosanya akan berkurang

97

Tutur kata yang menyenangkan dan berdampak baik itu menghasikan kebenaran dan kebaikan.

98

Kata-kata yang menyenangkan dan tidak melukai perasaan orang lain akan memberikan kebahagiaan kepada seseorang didunia ini dan di akhirat.

99

Kepada siapa seseorang harus menggunakan kata-kata yang pedas yang dia sendiri telah mengalami kegembiraan karena mendengar kata-kata yang menyenangkan.

100

Menggunakan kata-kata yang keras, daripada ada kata-kata yang menyenangkan, tidak ubahnya seperti memakan buah yang masih ranum. Padahal ada buah yang sudah matang.

Tirukkural:Halaman isi

Bab 11-20

 Tirukural

Tuntunan Bijak Dari Masa ke Masa
Alih Bahasa dan Tafsir: AS. KOBALEN, M.Phil.

Aram – Kebenaran (Bab 11-20)

Bab 11: Ungkapan Syukur Atas Anugerah yang Diberikan

101

Bahkan langit dan bumi tidak dapat membalas pertolongan yang diberikan oleh seseorang yang tidak terhutang budi. (Tanpa Pamrih)

102

Pertolongan yang deberikan pada waktu yang ditolong sedang membutuhkannya, betapapun kecilnya pertolongan itu seharusnya dianggap jauh lebih baik bahkan lebih besar daripada dunia

103

Nilai pertolongan yang diberikan tanpa mengharapkan balas budi ( Tanpa pamrih) adalah lebih luas daripada samudera.

104

Kendati pertolongan yang diberikan itu sekecil bagaikan butir sawi, pertolongan semacam ini akan dianggap sama besarnya dengan sebatang pohon oleh mereka yang menghargai nilai sebuah pertolongan itu.

105

Nilai perbuatan baik tidak dapat diukur,

nilainya tergantung pada sifat si penerima

106

Jangan lupakan persahabatan mereka yang tulus, jangan abaikan teman yang memberikan pertolongan ketika kita ditimpa kesusahan.

107

Mereka yang berpikiran mulia akan selalu ingat pada persahabatan mereka yang menyelamatkannya dari bencana.

108

Jangan lupakan kebaikan yang dilakukan terhadap kita; tapi ada baiknya jika kita segera melupakan kesalahan yang dilakukannya kepada kita

109

Betapapun besarnya Kesalahan yang dilakukan oleh seseorang,, akan dilupakan jika satu kebaikan yang dilakukannya dapat dikenang orang.

110

Mungkin ada pengampunan bagi dosa, tapi tak ada maaf bagi sikap yang tidak tahu berterima kasih.

 

Bab 12: Ketidakberpihakan atau Persamaan

111

Keadilan merupakan aturan terbaik bagi tindakan asalkan kawan, musuh dan tetangga diperlakukan sama.

112

Kekayaan seseorang yang adil tidak akan pernah habis, dan akan memberikan kemapanan dan kekuatan kepada keturunannya.

113

Kekayaan yang diperoleh dengan cara-cara yang tidak adil, kendati mengutungkan, sepatutnyalah ditinggalkan tanpa ragu.

114

Apakah seseorang itu adil atau tidak, akan diketahui dari keturunannya.

115

Orang yang berwatak luhur tidak akan menyimpang dari keadilan, apakah hal itu akan merugikannya atau mengutungkannya.

116

Orang harus sadar bahwa penyimpangan dari jalan keadilan akan merutuhkan orang itu sediri.

117

Dunia tidak akan merendahkan seseorang yang adil meskipun dia miskin.

118

Seperti timbangan yang selalu adil, orang yang arif akan tetap adil dan tidak akan memihak

119

Keadilan hanyalah ucapan yang timbul dari pikiran yang tidak memiliki kecenderungan buruk atau keberpihakan.

120

Dalam dunia dagang, dia yang bertimbang rasa kepada pihak lain dan menganggap uang mereka sebagai uang sendiri, akan berhasil dalam usahanya

 

Bab 13: Pengendalian Diri

121

Kemampuan mengedalikan diri akan menempatkan seseorang di antara para dewi; sebaliknya ketidak mampuan mengendalikan diri akan melemparkannya ke kegelapan neraka yang menakutkan.

122

Mempertahankan kemampuan mengendalikan diri sebagai hal yang paling utama, karena tidak ada anugerah yang lebih besar daripada itu sebagai manusia.

123

Orang yang dapat mengendalikan dirinya dengan kebijaksanaan akan sangat dihormati di kalangan orang bijak.

124

Kebenaran jiwa seseorang yang mampu mengendalikan dirinya dan menjalani hidupnya dengan benar adalah lebih tinggi daripada gunung.

125

Kerendahan hati itu baik bagi semua orang, ini merupakan hiasan khususnya bagi si kaya .

126

Jika seseorang belajar mengendalikan Panca indrianya dalam satu kelahiran (penitisan) seperti kura-kura yang dapat menarik anggota tubuhnya yang lima, maka kekuatan itu akan berpihak kepadanya dalam tujuh kelahirannya (penitisan) yang akan datang.

127

Jagalah lidahmu dengan hati – hati, yang lain mungkin tidak perlu dijaga, kalau tidak demikian anda akan sangat menyesali ucapan yang salah.

128

Jika seseorang tersinggung karena ucapan yang kotor maka hal itu sudah cukup menghapuskan semua kebaikan yang dilakukan seseorang.

129

Luka terbakar mungkin sembuh, tapi cacat luka akibat lidah yang jahat tidak akan pernah sembuh sampai kapanpun.

130

Malaikat kebaikan akan dengan sukarela bersemayam di dalam diri seseorang yang memperoleh harta melalui pembelajaran dan pengendalian diri.

 

Bab 14: Ketaatan pada Janji

131

Perilaku yang benar membuat orang menjadi besar; karena itu perilaku yang benar dianggap lebih besar dari kehidupan.

132

Jaga dan pelihara perilaku yang baik Anda dengan hati yang tekun, karena itu adalah salah satu dari semua kebajikan yang akan memberikan bantuan yang benar.

133

Perilaku yang baik merupakan kelahiran yang tinggi. Kehilangan perilaku akan menurunkan derajat kelahiran seseorang.

134

Jika seseorang lupa belajar, ia dapat mem­perolehnya kembali, tetapi jika ia gagal dalam bermoral dan berkarakter, ia akan tergelincir ke dalam derajat kelahiran yang lebih rendah.

135

Bahkan sebagai manusia dengan sifat sirik tidak akan mendapatkan kekayaan, begitu juga seorang pria tanpa karakter dan moral tidak dapat memiliki kebesaran.

136

Orang yang berpikiran teguh tidak akan gagal dalam perilaku mereka yang mengetahui bahwa kegagalan tersebut akan membawa penurunan derajat kelahirannya.

137

Perilaku yang baik membawa keluhuran. Perilaku yang tidak benar menyebabkan keburukan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

138

Perilaku yang benar berbuah kehidupan yang bahagia dan bajik; kelakuan yang buruk selalu menghasilkan kesengsaraan dan kehancuran.

139

Seorang manusia berkarakter murni tidak akan mengucapkan kata-kata kotor bahkan karena lidah terselip.

140

Mereka yang tidak belajar untuk bertingkah laku sesuai dengan norma dunia, sebagaimanapun kerasnya belajar pada kenyataannya akan tetap menjadi bodoh.

 

Bab 15: Tidak Menginginkan Istri Orang Lain

141

Kebodohan berupa menginginkan istri orang lain tidak ditemukan dikalangan mereka yang memiliki etika dan pengetahuan duniawi.

142

Dari semua mereka yang melanggar aturan kebaikan, tidak ada orang yang sebodoh orang yang berkujung ke rumah orang lain dengan niat selingkuh.

143

Mereka yang berperilaku dengan niat selingkuh terhadap istri orang lain yang percaya kepada-nya tidak ada bedanya dari orang yang mati.

144

Betapapun besarnya jiwa seseorang, apa gunanya itu kalau dia melanggar kesucuian rumah tangg­anya dan rumah tangga orang lain tanpa memikir­kan dosa dan dampak yang dilakukannya.

145

Seseorang yang mengajak selingkuh istri orang lain karena dia mudah dirayu, akan menanggung akibat dosa yang tidak berkesudahan.

146

Orang yang melakukan perselingkuhan tidak akan pernah lolos dari permusuhan, dosa, rasa takut dan aib.

147

Pemilik rumah tangga yang ideal adalah dia yang tidak akan tergoda oleh kecantikan istri orang lain.

148

Bagi orang yang benar, sikap melawan hawa nafsu yang menginginkan istri orang lain bukan hanya arti kebaikan tapi juga kesempurnaan karakternya.

149

Mereka yang tidak menistakan diri dengan cara memeluk istri orang lain, layak memperoleh berkah samudera kebahagian didunia ini.

150

Meskipun seseorang melakukan semua dosa dan tidak melakukan apa pun yang baik, ini akan tetap baik jika dia tidak memperkosa istri orang lain.

 

Bab 16: Kesabaran

151

Bumi menyangga mereka yang menggalinya. Demikian sabarlah terhadap mereka yang menghina andi itulah kebaikan yang paling luhur.

152

Maafkan kesalahan yang dilakukan kepada anda; lebih baik lagi jika anda dapat melupakan mereka.

153

Kepapaan yang paling besar bukanlah menjamu tamu; keberanian yang paling besar adalah menanggung tindak kebodohan dengan sabar.

154

Orang yang ingin memelihara kebaikannya harus memupuk kesabaran.

155

Orang bijak dan para suci tidak menghormati mereka yang membalas dendam, tapi menghor­mati dan segan pada yang sabar menghadapinya dengan tenang.

156

Kebahagiaan yang layak diperoleh seseorang dari balas dendam itu bersifat sementara, tapi kejayaan sikap sabar akan melanggeng.

157

Walaupun kesalahan dilakukan oleh pihak lain, orang harus menyesali akibat yang dipikulnya dan menahan diri untuk tidak melakukan tindak balas dendam.

158

Atasilah dengan kesabaran dan penuh cinta kasih, pada mereka yang mencederai anda dengan tindakannya yang tidak terpuji ini.

159

Mereka yang sabar terhadap kata-kata yang tidak patut akan hidup sesuci pertapa yang telah meninggalkan keduniaan.

160

Mereka yang hidup sabar dengan cara berpuasa (Menahan Diri )tentu saja berjiwa besar meskipun tidak setara dengan mereka yang sabar meng­hadapi ucapan pedas, hinaan dan caci maki dari orang lain.

 

Bab 17: Terbebas dari Iri Hati

161

Menahan diri dari rasa dengki, irih, dan sirik seharusnya merupakan aturan baku tingkah laku seseorang.

162

Jika seseorang dapat memperoleh kebebasan dari rasa sirik dan dengki maka tidak ada anugrah yang lebih besar daripada apa yang dapat dimil­ikinya.

163

Dia yang tidak peduli pada etika, kebaikan atau kekayaan adalah orang yang dengki pada kemakmuran orang lain.

164

Orang yang bijak tidak akan melakukan kesala­han karena didorong oleh rasa dengki dan sirik, karena ia sadar bahwa kejahatan cenderung tim­bul dari perbuatan yang salah.

165

Orang yang sirik tidak memerlukan musuh untuk menghancurkannya.Iri hati dan dengki itu saja sudah cukup menghancurkan hidupnya.

166

Seseorang yang irih pada kedermawanan orang lain, akan lenyap bersama dengan keinginannya yang buruk.

167

Dewi kemakmuran akan menjauhkan diri dari orang yang sirik dan dengki dan menyerahkan orang tersebut kepada saudarinya, Dewi kemiskinan.

168

Iri dengki dan sirik akan melenyapkan kekayaan seseorang dan akan selalu menuntunnya kepada perbuatan buruk.

169

Kalau benar ada “Kemakmuran bagi orang yang irih hati bahkan yang memusuhi orang yang baik hati, maka ini merupakan masalah yang patut direnungkan secara mendalam.

170

Iri hati, dengki dan sirik sama sekali tidak pernah membuat orang menjadi besar demikian juga orang yang bebas dari rasa sirik dan dengki tidak akan kehilangan kekayaanya.

 

Bab 18: Keserakahan

171

Jika seseorang sama sekali tidak memiliki rasa adil sehingga sirik pada kekayaan orang lain, maka bukan hanya keluarganya yang akan hancur, tapi juga banyak bencana dan masalah hidup lain yang akan terus minimpanya.

172

Mereka yang terlalu usil pada ketidak-adilan, pasti tidak akan bertindak adil.

173

Mereka yang mencari kebahagiaan abadi tidak akan bertindak jalim dalam mencari kesenang-an yang berlangsung singkat yang diperoleh dari penyalahgunaan terhadap apa yang dimiliki orang lain.

174

Orang bijak yang telah mampu mengendalikan panca indrianya tidak akan menginginkan apa yang menjadi milik orang lain meskipun dia dalam keadaan butuh atau kekurangan.

175

Apa gunanya pengetahuan, betapapun dalam dan luasnya, jika seseorang bertindak tidak adil karena dorongan rasa sirik dan dengki.

176

Pemilik rumah yang mencari kemuliaan akan menghancurkan dirinya kalau dia harus menggu­nakan siasat keji karena menginginkan kekayaan orang lain.

177

Jangan sekali-kali menginginkan kekayaan yang diperoleh dengan cara mendambakan milik orang lain karena ini tidak akan menguntungkan pada waktu menikmatinya.

178

Cara terbaik dalam menjaga diri dari berkurangnya kekayaan seseorang bukanlah dengan cara mendapatkan milik orang lain.

179

Dewi kekayaan akan menetap dalam diri orang yang bijak yang tahu bahwa menginginkan apa yang menjadi milik orang lain tindaklah benar dan kemudian dia bertindak dengan sikap tidak benar

180

Menginginkan kekayaan orang lain tanpa memandang akibatnya akan meruntuhkan orang itu sendiri. Sikap jujur dalam melawan keserakahan semacam itu akan mendatangkan kekayaan bathin dunia dan akhirat.

 

Bab 19: Memfitnah

181

Seseorang mungkin bertindak dengan tidak benar dan bahkan tidak atas nama kebaikan, namun jika dia menahan diri dari perbuatan menghasut atau mengadu domba orang lain, maka hal ini akan mengharumkan namanya.

182

Menyalami teman dengan senyuman yang tidak ikhlas dan mencela di belakangnya, adalah tindakan yang lebih hina daripada kehidupan mencela kebenaran dan berbuat buruk.

183

Kematian sesudah menjalani hidup yang baik lebih mulia dairpada kehidupan yang ditopang oleh kebohongan dan kemunafikan.

184

Anda mungkin mengucapkan kata-kata yang pedas di hadapan seseorang, tapi jangan menghasutnya dibelakang.

185

Ketidak tulusan seseorang yang memuji kebaikan hanya dalam ucapan akan terlihat oleh kekejiannya ketika memfitnah orang lain.

186

Orang yang memfinah orang lain di belakangnya, akan menceritakan hal – hal yang paling buruk

187

Mereka yang tidak tahu bagaimana memproleh simpati kawan dengan kata-kata yang menye-nangkan, akan menjauhi kawan tersebut melalui hasutan - hasutan dan gosip – gosip yang menye­satkan.

188

Mereka yang cenderung membeberkan kesalahan kerabatnya sendiri, Tidak akan dapat menahan diri dari perbuatan memfitnah orang lain.

189

Bahkan bumi mengeluh pada waktu memikul orang yang memfitnah orang lain di belakangnya.

190

Jika seseorang menganggap kesalahan orang lain sebagai kesalahannya sendiri, keburukan apakah yang dapat menimpanya.

 

Bab 20: Tidak Mengucapkan Kata-Kata Tak Berguna

191

Orang yang selalu mengucapkan kata-kata Bohong tidak disukai orang lain dan akan direndahkan banyak orang.

192

Mengucapkan kata-kata yang sia-sia di hadapan orang bijak adalah lebih buruk daripada melaku­kan perbuatan yang tidak baik kepada teman.

193

Memanjakan diri dengan kata-kata kosong menunjukan bahwa seseorang itu tidak memiliki pendirian (Pembohong).

194

Mengucapkan kata-kata yang bohong dengan sembarangan kepada semua orang akan menjauh-kan sifat baik seseorang, juga dia tidak akan disenangi oleh mereka yang mendengarkan pembicaraanya.

195

Jika orang yang terhormat atau seorang pemimpinBerkata Bohong maka dia akan kehilangan ketenaran dan nama baik.

196

Jangan sebut seseorang itu manusia kalau dia suka berbohong dan sebutlah dia sebagai orang yang tidak berguna di kalangan manusia.

197

Orang yang bijak biasanya menahan diri dari mengucapkan kata-kata bohong walaupun dia mungkin berbicara dengan tidak senang.

198

Orang berilmu yang dapat melakukan penyelidikan tidak akan mengucapkan kata-kata yang tidak menghasilkan banyak kebaikan.

199

Mereka yang bebas dari ilusi dan memiliki visi yang jelas tentang kebenaran tidak akan mengucapkan kata-kata bohong meskipun dengan tidak sengaja.

200

Kalau anda harus bicara juga, maka bicarakanlah hal yang ada manfaatnya. Jangan mengucapkan kata-kata kosong yang tidak menghasilkan kebaikan.

 

Tirukkural:Halaman isi