Tirukural
Tuntunan Bijak Dari Masa ke Masa
Alih Bahasa dan Tafsir: AS. KOBALEN, M.Phil.
Aram – Kebenaran (Bab 21-30)
Bab 21: Rasa Takut Akan Perbuatan DOsa
201 |
Mereka yang mengalami ilusi
yang disebabkan oleh tindakan buruk mereka di masa lalu tidak akan merasa
takut berbuat buruk. Hanya orang baik yang memilki rasa takut akan berdbuat
dosa. |
202 |
Karena perbuatan buruk menimbulkan akibat buruk,
maka perbuatan buruk semacam itu lebih ditakuti daripada api. |
203 |
Menahan diri dari keburukan bahkan bagi me-reka
yang berbuat buruk dikatakan merupakan hal yang paling tinggi dari seluruh
kearifan. |
204 |
Jangan menginginkan
keruntuhan orang lain bahkan dalam keadaan tidak sadar. Kalau anda
melakukannya, maka kerutuhan anda sendiri pasti akan terjadi. |
205 |
Jangan berbuat buruk demi
menjauhkan diri dari kemiskinan. Kalau anda melakukannya, maka anda semakin
miskin. |
206 |
Seseorang yang bebas dari
penderitaan besar karena tindakan buruk, harus menahan diri untuk tidak
melakukan keburukan kepada orang lain. |
207 |
Seseorang mungkin lolos
dari permusuhan besar, tapi tidak mungkin lolos dari balas dendam perbuatan
buruk. |
208 |
Persis seperti bayangan
seseorang yang mengikutinya kemanapun dia pergi, demikian kehancuran juga
akan mengikuti jalan orang yang berbuat buruk. |
209 |
Jika orang peduli pada
kesejahteraan dirinya sendiri, maka tidak sepatutnya dia berbuat buruk kepada
orang lain. |
210 |
Jika seseorang tidak ingin
menyimpang dari jalan yang benar dan tidak ingin berbuat keburukan kepada
orang lain, ketahuilah bahwa keburukan tidak akan menimpanya. |
Bab 22: Pengetahuan Tentang
Sifat Keagamaan
211 |
Bagaimana mungkin dunia
patut memperoleh hujan? Demikian juga kewajiban tidak mengharap imbalan. |
212 |
Kekayaan yang didapat oleh
orang yang patut melalui ketekunannya yang wajar dan positip layak untuk
amal. |
213 |
Berbuat baik kepada orang lain merupakan kebaikan
yang paling luhur. |
214 |
Hanya orang yang bertindak
selaras dengan dunia yang mungkin disebut makhluk hidup. Yang lain akan
dihitung di kalangan orang yang mati. |
215 |
Kekayaan orang bijak yang
bertindak selaras dengan dunia mungkin dapat dibandingkan dengan penuhnya
tangki air penduduk desa. |
216 |
Kekayaan yang berada dalam
tangan orang liberal sama dengan sebatang pohon yang berguna dan berbuah di
tengah lapangan kota. |
217 |
Jika seseorang yang baik
dan mulia datang dengan kekayaan, maka kekayaan itu bagaikan pohon obat yang
dapat dijangkau tanpa halangan. |
218 |
Seseorang yang bertanggung
jawab terhadap tugas dan tanggung jawabnya dengan benar, tidak akan gagal
dalam kewajibannya, walau karenanya dia harus menjadi miskin. |
219 |
Kemiskinan seseorang yang
suka memberi merupakan hal yang mengganggunya dalam ketidak mampunya memberi
bantuan yang layak diterim orang lain. |
220 |
Jika kekayaan lenyap akibat
menjalankan kewajiban untuk orang lain, maka kehilangan semacam itu patut
diperoleh bahkan dengan mengorbankan hidupnya sendiri. |
Bab 23: Memberi Dharma /
Punia
221 |
Memberi kepada orang miskin
merupakan amal yang sesungguhnya. Semua pemberian yang lain adalah investasi
yang mengharap hasil. |
222 |
Menerima pemberian tidaklah
dikehendaki walaupun hal ini mungkin dikatakan akan menuju berkah surgawi.
Memberi itu dikehendaki meskipun dengan cara itu mungkin berkah surgawi tidak
didapat. |
223 |
Orang yang lahir sebagai orang yang bermartabat
tidak akan meminta amal meskipun dia miskin dan juga dia tidak akan menahan
diri dari perbuatan memberi bila didekati oleh orang miskin. |
224 |
Hingga orang yang meminta
amal itu senang, maka tidaklah menyenangkan bagi orang yang memberi amal itu
. |
225 |
Kemampuan mereka yang
berbuat baik dengan menahan lapar tidak sama dengan kemampuan pemilik rumah
yang ingin menghilangkan rasa lapar orang lain. |
226 |
Amal dalam menghilangka
rasa lapar yang dialami oleh si miskin merupakan investasi sosial dan rohani
bagi kekayaan yang telah diperoleh seseorang. |
227 |
Orang yang memiliki
kebiasaan memberikan makanannya kepada orang lain tidak akan menderita
penyakit berat yang disebut rasa lapar. |
228 |
Orang yang kikir yang
menimbun kekayaan dan akhirnya kehilangan kekayaannya, tidak mengetahui
kesenangan yang didapatkan oleh orang yang bijak dalam tindakannya memberi
kepada orang yang miskin apa yang mereka perlukan |
229 |
Menikmati sendiri kekayaan
yang ditimbun, tanpa memberi orang lain adalah lebih hina dari seorang
pengemis yang meminta-minta. |
230 |
Tidak ada yang lebih
menakutkan daripada maut, tapi bahkan yang dikehendaki jika seseorang tidak
mampu menolong orang yang membutuhkan. |
Bab 24: Kemasyuran
231 |
Tidak ada pemberian yang
lebih besar bagi manusia daripada kemasyhuran yang diperoleh Karena selalu
beramal pada orang miskin. |
232 |
Semua puja-puji yang
disenandungkan oleh orang yang berilmu akan berpusat pada ketenaran mereka
yang selalu memberi kepada orang yang butuh |
233 |
Tidak ada satupun yang kekal di dunia ini selain
dari ketenaran yang tidak tertandingi. |
234 |
Para dewa akan menghormati
mereka yang telah memperoleh ketenaran abadi ketimbang orang bijak yang telah
mencapai kediaman para dewa. |
235 |
Kemiskinan, yang
menghasilkan ketenaran, dan kematian yang mendatangkan kejayaan tidak
merupakan nasib siapa pun, kecuali nasib seorang dermawan bijak . |
236 |
Jika seseorang lahir di
dunia ini, maka dia harus memiliki sifat-sifat yang akan membuatnya terkenal,
kalau tidak demikian lebih dia tidak pernah datang ke dunia ini. |
237 |
Mereka yang tidak dapat
mencapai ketenaran harus menyalahkan diri mereka dan bukan menyalahkan orang
yang mengkritik mereka. |
238 |
Jika seseorang tidak dapat
meraih ketenaran semasa hidupnya, dan kegagalan itu tetap ada sesudah dia
mati, maka kegagalan semacam itu merupakan sumber aib baginya. |
239 |
Tanah yang dibebani jasad
yang berupa daging dan darah tanpa ketenaran tidak akan memberikan hasil yang
berguna. |
240 |
Hanya mereka yang hidup
tanpa menciptakan nama buruk yang boleh dikatakan hidup, dan mereka yang
tidak mendapatkan ketenaran akan terlihat di kalangan mereka. |
Bab 25: Memiliki Kebajikan
241 |
Kekayaaan yang berupa kebaikan
adalah kekayaan yang sesungguhnya. Karena Kekayaan umum adalah harta benda
bahkan juga dimiliki oleh mereka yang paling hina. |
242 |
Sesudah mempertimbangkan
dengan matang apa yang akan menunjang anda, tunjukkanlah rasa iba. Tidak ada
satu pun kecuali sikap iba yang dapat membantu anda. |
243 |
Mereka yang memiliki rasa iba tidak akan
dilemparkan kedalam neraka kegelapan dan kesedihan . |
244 |
Orang yang arif berkata
bahwa mereka yang melindungi makhluk hidup lain dengan rasa iba tidak perlu
merasa takut pada keburukan, demi jiwa mereka sendiri. |
245 |
Rasa iba tidak mengenal
kesengsaraan. Ini akan dipikul oleh semua pihak di dunia yang luas ini. |
246 |
Mereka yang berhati batu
dan suka melakukan kekejaman adalah mereka yang telah melupakan penderitaan yang
mereka alami sebagai akibat menyimpang dari jalan yang benar. |
247 |
Adapun mereka yang tidak
memiliki kekayaan tidak dapat menikmati kesenangan dalam dunia ini, demikian
juga mereka yang tidak memiliki rasa iba tidak akan memperoleh berkah dari
alam di atas. |
248 |
Mereka yang didera oleh
kemiskinan mungkin sewaktu-waktu menikmati kekayaan, tapi mereka yang tidak
memiliki rasa iba akan mengalami kehancuran tanpa penggantian. |
249 |
Kebaikan orang yang tidak
memiliki rasa iba sama langkanya dengan persepsi tentang kebenaran oleh
mereka yang tidak memiliki kearifan. |
250 |
Ketika seseorang akan
memukul orang yang lebih lemah dari dirinya sendiri, diharapkan dia ingat
bagaimana tubuhnya gemetar di hadapan mereka yang lebih kuat dari padanya. |
Bab 26: Berhenti Makan
Daging
251 |
Bagaimana seseorang mungkin
memiliki sifat iba, yang memiliki maksud menambah daging jasadnya sendiri,
akan memakan daging hewan lain. |
252 |
Mereka yang melindungi
kekayaan akan menikmatinya, demikian juga mereka yang menunjukkan rasa iba,
seharusnya menahan diri untuk tidak makan daging. |
253 |
Pikiran mereka yang makan daging, seperti
mentalitas kejam yang dimiliki orang yang membawa senjata tajam, yang tidak
memiliki rasa iba. |
254 |
Kebaikan atau dosa yang
timbul dari perbuatan tidak membunuh atau perbuatan membunuh, karenanya
adalah dosa jika orang memakan apa yang diperoleh dengan cara membunuh. |
255 |
Berpantang diri dari makan
daging akan membuat seseorang menjaga hidupnya. Karena itu kalau seseorang
pernah melakukan dosa dengan memakan daging, maka neraka yang menelannya
tidak akan membuka mulutnya lagi untuk membebaskannya. |
256 |
Kalau dunia tidak mau
membunuh untuk dapat makan, tidak ada seorang pun yang mau menjual daging. |
257 |
Kalau seseorang sadar bahwa daging itu merupakan
penyakit tubuh hewan, maka manusia harus berpantang memakannya |
258 |
Orang bijak yang telah
meninggalkan keburukan tidak akan memakan daging yang merupakan asal
keberangkatan jiwa. |
259 |
Lebih baik menahan diri
dari tindakan membunuh, berpantang diri dari memakan daging yang diperoleh
dengan cara itu, daripada melakukan seribu upacara api suci |
260 |
Semua makhluk hidup akan
mengacungkan tangan menyembah orang yang tidak pernah merampas nyawa makhluk
hidup dan telah berpantang diri tidak memakan daging. |
Bab 27: Penebusan Dosa
261 |
Penebusan dosa ada dalam
tindakan menahan penderitaan dan menahan diri untuk tidak mencederai makhluk
hidup. |
262 |
Kemulian layak didapatkan
oleh seseorang karena tindakannya di masa lalu. Mereka yang tidak memiliki
kebaikan di masa lalu, akan mendapatkan banyak hal sia-sia. |
263 |
Dalam rasa cemasnya ingin memberikan pangan,
papan(rumah) dan pakaian kepada mereka yang telah meninggalkan kehidupan
duniawi, maka akan tampak bahwa pertapa telah lupa kepada sikap pertapa. |
264 |
Menghalangi mereka yang
mengganggu orang baik dan memuliakan orang yang berguna akan merupakan
kekuatan yang didapatkan oleh orang yang baik dari kesederhanaan mereka. |
265 |
Menjalankan sikap
merendahkan diri di dunia ini menjadi mutlak, karena hal ini membantu dalam
meraih apapun yang di inginkan dalam kehidupan sesudah mati. |
266 |
Mereka yang tidak menjalankan
kewajiban, yaitu mereka yang bersikap merendahkan diri. pada pihak lain,
Mereka akan terjebak oleh keinginan duniawi akan berupaya mencari
kekayaan,yang akan mencelakakan dirinya sendiri. |
267 |
Semakin panas api yang
mengolah emas, maka semakin murni emasnya. Demikian juga, semakin sederhana
hidup seseorang, maka semakin sempurna jiwanya. |
268 |
Semua makhluk hidup memuja
orang yang mampu mengendalikan hidupnya sendiri dengan cara hidup yang
sederhana. |
269 |
Mereka yang memperoleh
kekuatan melalui hidup sederhana akan memiliki kekuatan bahkan dalam
menghadapi kematian. |
270 |
Orang yang kaya itu sedikit
jumlahnya dan orang yang miskin itu banyak karena jumlah mereka masing-masing
sebanding dengan mereka yang menjalankan “thapas” dan mereka yang tidak
menjalankannya. |
Bab 28: Perilaku Tidak
Konsisten
271 |
Kelima unsur yang membentuk
jasad akan mencemoohkan tingkah laku sembunyi-sembu-nyi oleh orang yang
penuh tipu daya. |
272 |
Apa guna penampilan seperti
orang suci jika seseorng itu bersalah karena telah melakukan dosa dengan
sadar. |
273 |
Sikap pura-pura oleh seseorang yang tidak memiliki
keteguhan pikiran dalam membim-bingnya ke jalan yang benar dalam kehidupan
pertapa disamakan dengan sapi yang memakan rumput bagaikan sapi berbulu
harimau. |
274 |
Dia yang berbuat dosa
dengan menyamar sebagai seorang pemburu yang mencoba menjebak burung dengan
cara bersembunyi di dalam semak belukar. |
275 |
Tingkah laku
sembunyi-sembunyi oleh mereka yang mencanangkan diri sebagai bebas dari
keinginan duniawi pada suatu hari akan menyebabkan dirinya mencela dirinya
sendiri karena tindakannya itu. |
276 |
Tidak ada orang yang
berhati begitu keras seperti mereka yang berpura-pura hidup sebagai
Rohaniawan palsu tanpa meninggalkan masalah duniawi. |
277 |
Dunia memiliki orang-orang
yang bertindak dengan tampilan luar yang baik seperti warna merah buah beri
Abrus, namun hatinya sehitam muka beri itu. (Wajah Dewa berjiwa Iblis) |
278 |
Banyak orang berperilaku
pura-pura dengan membersihkan bagian luar diri mereka dan pura-pura seperti
orang suci sedangkan hati mereka tetap culas. |
279 |
Anak panah yang kejam
mungkin lurus dan berbentuk begus, seruling yang merdu mungkin bengkok dan
tanpa bentuk yang bagus. Karena itu bukan dari penampilan tapi dari perbuatan
sifat orang itu harus dinilai. |
280 |
Tidaklah menjadi soal
apakah seseorang itu memotong rambutnya atau membiarkannya tumbuh ikal
bergelombang (Botak atau Gondrong) kalau dia mampu menahan diri dari apa yang
dijauhi oleh dunia. |
Bab 29: Tidak Mencuri
281 |
Orang dihormati sebagai
orang yang ingin mencapai kebahagiaan harus membebaskan pikirannya dari
maksud yang penuh tipu daya. |
282 |
Pikiran yang jahat itu
merupakan sebuah dosa. Karena itu orang bahkan tidak seharusnya berpikir
untuk menipu orang lain demi memiliki harta bendanya. |
283 |
Kekayaan yang dihasilkan dari cara penuh tipu daya
mungkin kelihatannya bertambah sesaat, tapi pada akhirnya akan lenyap
sekaligus. |
284 |
Keinginan yang melebihi
batas karena ingin menipu orang lain dalam merampas milik orang lain itu akan
mendatangkan kemiskinan tiada henti bila saat pembalasan tiba. |
285 |
Mencari kesempatan dalam
menipu orang lain bukanlah sifat mereka yang ingin mencapai kemulian dan
kebaikan. |
286 |
Mereka yang memiliki
keinginan tinggi untuk mencuri tidak akan pernah sesuai dengan aturan hidup
yang benar. |
287 |
Ilusi sifat mencuri tidak
mungkin penuh tipu daya dalam diri mereka yang menginginkan kehidupan yang
benar |
288 |
Karena kebaikan menetap
dalam hati mereka yang telah menyadari kebenaran, namun demikian, sikap tipu
daya juga akan menetap dalam pikiran mereka yang mahir mencuri. |
289 |
Mereka yang tidak tahu
apa-apa kecuali mencuri akan menghancurkan hidupnya dengan perbuatan hina
yang mereka rencanakan. |
290 |
Mereka yang mencuri akan
menjalani hidup penuh penderitaan. Mereka yang bebas dari niat buruk ini
tidak akan ditolak oleh para dewa. |
Bab 30: Berbicara Kebenaran
291 |
Kebenaran yang hakiki
termasuk Tutur kata yang tidak mencederai siapa |
292 |
Jika Sebuah ucapan akan
menghasilkan kebaikan yang tulus, bahkan ucapan yang bersifat kepura-puraan
akan dianggap sebagai sebuah kebenaran. |
293 |
Kalau seseorang berbohong dengan sadar, maka
pikirannya sendiri akan menyiksanya atas kebohongan yang diucapkannya. |
294 |
Jika seseorang dapat
berbuat benar bagi dirinya sendiri, maka dirinya akan selalu berada dalam
hati siapa pun di dunia ini. |
295 |
Orang yang pikiran dan
ucpannya benar adalah lebih besar (lebih luhur) bahkan daripada mereka yang
menjalankan thapas dan berbuat amal. |
296 |
Tidak ada ketenaran yang
setara dengan nama baik karena berbuat benar. Ketenaran ini mampu
mengantarkan semua kebaikan lainnya.Ketenaran itu juga menjauhkan penderitaan
selamanya. |
297 |
Jika seseorang dapat
menjaga dirinya untuk tidak menyimpang dari kebenaran, maka orang itu tidak
perlu lagi berlatih untuk berbuat kebaikan lain. |
298 |
Ketulusan yang tampak dari
luar mungkin dapat dikukuhkan dengan menggunakan air. Ketulusan hati yang
muncul dari dalam hanya akan timbul dari kebenaran. |
299 |
Semua sepi (lampu) tidak
akan ada gunanya. Cahaya kebenaran merupakan satu-satunya lampu yang
didambakan oleh rohaniawan bijak. |
300 |
Dalam semua ayat suci yang
telah kita ketahui, tidak satupun yang dipuji setinggi kebenaran |
No comments:
Post a Comment