Tirukural
Tuntunan Bijak Dari Masa ke Masa
Alih Bahasa dan Tafsir: AS. KOBALEN, M.Phil.
1. Aram – Kebenaran (Bab 1-10)
Bab 1: Pemujaan Tuhan
1 |
Karena
semua abjad bermula dengan aksara (A), maka demikian juga dunia berawal
dengan Tuhan yang abadi. |
2 |
Apa
gunanya ilmu bagi seseorang kalau dia tidak beriman pada Tuhan. |
3 |
Mereka
yang bermeditasi Siang dan malam dikaki suci Padma yang berbentuk teratai di
dalam hati yang taat akan selalu menghuni rumah surgawi. |
4 |
Tiada
keburukan hidup dapat menyentuh mereka semata - mata berpegang dikaki-Nya
yang berada di luar jangkauan suka dan duka. |
5 |
Perbuatan,
baik atau buruk yang muncul dari kegelapan takkan mempengaruhi mereka yang
dengan suka cita bernyanyi memuja Tuhan. |
6 |
Mereka
berada dalam kebahagiaan abadi yang menelusuri jalan- Nya yang lurus, jalan
Tuhan yang telah melenyapkan keinginan pancaindera |
7 |
Kegelisahan
pikiran tak dapat dihilangkan kecuali oleh mereka yang bersimpuh di kaki
Tuhan yang maha segalanya. |
8 |
Orang
tak dapat lolos dari kesenangan duniawi yang jahat kecuali jika dia
berlindung di bawah kaki Tuhan Pengampun dan pengabul lautan kebajikan. |
9 |
Kepala
yang tunduk bukan di kaki Tuhan yang memiliki delapan sifat akan sama tidak
berharganya dengan organ tubuh yang tidak menjalankan fungsinya dengan benar |
10 |
Tidak
seorang pun kecuali mereka yang senantiasa bermeditasi di kaki Tuhan, yang
dapat menyebrangi samudera kelahiran. |
Bab 2: Nilai Hujan
11 |
Curah Hujan yang
berkesinambungan dan keberadaan dunia dilestarikan, layak jika kita
menyebutnya hidayahnya yang maha kuasa. |
12 |
Hujan itu penting untuk
menghasilkan pangan yang baik dan hujan itu sendiri pangan. |
13 |
Jika hujan tak kunjung turun bencana kelaparan
akan berkecamuk melanda bumi. |
14 |
Petani tak lagi menggarap
sawah dan ladang bila mata air surgawi kering kerontang. |
15 |
Daya hujan begitu dahsyat
sehingga dapat menggersangkan negeri menjadi gurun kala hujan tak
mengguyurnya dan sebaliknya hujan sanggup menyuburkan gurun kalau tercurah
menurut musimnya. |
16 |
Jika tak ada hujan setetes
pun dari awan, helai rumput pun takkan terlihat |
17 |
Khazanah samudera luas
sekalipun akan susut, kalau awan tak lagi menyerap airnya dan memberikannya
kembali sebagai guyuran hujan yang menyejukkan. |
18 |
Jika hujan tidak turun,
perayaan tahunan dan sembah sujud sehari-hari bagi para dewa akan mandeg. |
19 |
Amal dan ibadah takkan bisa
dijalankan di dunia tanpa hujan mengguyur bumi. |
20 |
Kewajiban dalam hidup
takkan dijalankan oleh siapa pun bila tak ada air, air tak akan mengalir
tanpa hujan. |
Bab 3: Keagungan Para Rohaniawan
21 |
Semua tulisan dalam kitab
suci menekankan, di atas semua keutamaan lain, kebesaran para rohaniawan yang
sesudah menjalani hidup dengan disiplin rohani tinggi, bagi golongan mereka,
dianggap telah meninggalkan kehidupan duniawi. |
22 |
Mencoba mengukur atau
mengetes kebesaran rohaniawan sama bodohnya dengan mencari orang mati di
dunia |
23 |
Kebesaran mereka yang meninggalkan kehidupan
duniawi, setelah menemukan dukanya dan kebahagiaan kehidupan surgawi-, benar-benar
paling utama di dunia. |
24 |
Dia yang sanggup mengendalikan
panca inderanya akan memperoleh kebahagiaan surgawi. |
25 |
Indra, raja para dewa itu
sendiri, akan mendengar kesaksian bagi tekad mereka yang menghalangi
keinginan panca indera. |
26 |
Mereka yang berjiwa besar
akan melakukan hal yang sulit, namun mereka yang berjiwa kerdil tak sanggup
melakukannya. |
27 |
Dia yang mengetahui
sifat-sifat panca indera perasa, penglihatan, peraba, pendengaran, dan
penciuman mengetahui seluruh pengetahuan dunia. |
28 |
Kata-kata mistik Rohaniawan yang penuh pengaruh
akan memperlihatkan kebesaran kata-kata mistik itu kepada dunia. |
29 |
Amarah mereka yang memiliki
sifat baik tak dapat dilawan bahkan sesaat pun. |
30 |
Para pertapa benar disebut
kepada semua makhluk. yang penuh kasih kepada semua makluk hidup |
Bab 4: Penekanan pada Potensi Kebajikan
31 |
Apa yang mendatangkan
kejayaan yang lebih besar kepada manusia daripada hal yang benar? Ini
memberikan kemakmuran (di muka bumi) dan juga kebahagiaan (di surga). |
32 |
Tak ada kebaikan yang lebih
besar ketimbang kebiasaan berbuat baik; juga tak ada keburukan yang lebih
besar ketimbang sikap acuh terhadapnya. |
33 |
Berbuat baiklah tanpa henti, semampumu, dengan
pikiran, ucapan tindakan. (Tri karana Sudhi ) |
34 |
Memiliki pikiran yang murni
dan tanpa cela merupakan kebaikan yang nyata; segala yang lain akan sia-sia
belaka. |
35 |
Membebaskan diri dari rasa
dengki, rakus, amarah, dan kata- kata yang pahit adalah kebaikan. |
36 |
Lakukanlah perbuatan amal
sekarang juga tanpa menundanya hingga usiamu lanjut; karena perbuatan amal
sekarang ini akan merupakan pertolongan yang pasti bagimu menjelang ajal. |
37 |
Tak perlu menguraikan hasil
amal, ada baiknya ini diketahui dengan membandingkan orang yang digotong
diatas kereta tandu dan orang yang menggotongnya. |
38 |
Dia yang berbuat amal
setiap hari dalam hidupnya akan lolos dari kelahiran (Penitisan kembali). |
39 |
Kebaikan itu saja sebagai
kehidupan pemilik rumah sudah memberikan kesenangan dan kemasyhuran sejati,
segala yang lain tidak demikian. |
40 |
Apa yang terbaik untuk
dilakukan seseorang adalah kebaikan, apa yang sepatutnya dijauhi adalah
keburukan. |
Bab 5: Dharma Rumah Tangga
41 |
Dia adalah pemilik rumah
sesungguhnya yang menolong ketiga perintah orang yang baik (Brahamachari, Vanasprasta,
Sanyas in) dalam kehidupan rumah tanggga mereka merupakan buah kasih sayang
yang diwujudkan oleh jalan hidup yang benar dan serasi. |
42 |
Pemilik rumah sejati
memberikan perlindungan kepada mereka yang terlantar, mereka yang miskin dan
mereka yang ditinggalkan. |
43 |
Kewajiban luhur pemilik rumah adalah setiap hari
memelihara orang-orangnya, menghormati Dewa-Dewa, tamu-tamunya, kerabatnya
dan dirinya sendiri. |
44 |
Jika seseorang lelaki memproleh
kekayaan dengan cara yang adil dan beramal kepada siapa pun yang layak
diberi, maka keturunanya tidak akan pernah terputus |
45 |
Kasih sayang dan amal dalam
kehidupan pemilik rumah merupakan kebaikan dan manfaatnya. |
46 |
Kalau seseorang dapat
menjalani hidup dengan baik sesuai dengan keadaan si pemilik rumah, maka
apakah yang dapat diperoleh seseorang jika dia lebih menyukai kehidupan yang
lain. |
47 |
Dia, yang layak menjalani
hidup sebagai pemilik rumah merupakan yang hal terbesar di antara semua orang
yang berupaya melakukan hal-hal yang lebih baik. |
48 |
Pemilik rumah yang tidak
menyimpang dari jalan kebenaran dan membantu mereka yang melakukan kebaikan
dalam jalur yang benar itu patut mendapat pujian lebih daripada mereka? |
49 |
Hidup berumah tangga itulah
yang benar-benar hidup yang baik. Keadaan yang lain juga baik, kalau tanpa
cela dari pihak yang lain. |
50 |
Pria yang menjalani
hidupnya sebagaimana sepatutnya dia lakukan akan dihormati sebagai salah
seorang dewa langit. |
Bab 6: Dharma Rumah Tangga
51 |
Seorang istri yang sangat
baik dan mampu mengatur rumah tangganya dalam batas kemapuan keuangan
suaminya merupakan dewi kemakmuran yang sejati dalam kehidupan berumah tangga |
52 |
Kalau istri tidak memiliki
kebaikan bagi kehidupan berumah tangga. Maka rumah tangganya tidak akan
bahagia, walau bagaimanapun besarnya pendapatan atau gaji sang suami yang di
perolah dari berbagai sumber. |
53 |
Bila ibu rumah tangga memiliki karakter dan moral
yang baik. Seperti apa apa yang terlihat dalam penataan rumah tangganya?
Kalau dia tidak demikian, apa gunanya rumah tangganya? |
54 |
Nilai apa yang lebih besar
yang dapat dimliliki seseorang lelaki selain mendapatkan seorang istri yang
setia,apalagi kalau sang istri komit dalam kesetiaanya pada teman hidupnya ? |
55 |
Istri yang mungkin tidak
beribadah, tapi bangun dari tidurnya dengan pengabdian yang luar biasa kepada
suami dan keluarga memiliki kesaktian dan kesucian menurunkan hujan atas
perintahnya. |
56 |
Dia (istri), yang menjaga
kehormatannya, penuh kasih sayang kepada suami, dan menjaga nama baik
keduanya, adalah istri yang baik. |
57 |
Apa gunanya tembok penjara
dalam melindungi kebaikan seorang wanita? Wanita yang memiliki pikiran tegas,
berkarakter merupakan iman dan benteng perlindungan dirinya yang paling
ampuh. |
58 |
Dia (wanita) yang memproleh
kasih sayang sejati dari suaminya karena kesetiannya kepada suami dan rumah
tangga akan mendapat kehormatan para dewa. |
59 |
Seorang lelaki yang tidak
mempunyai istri yang setia, yang dapat menjaga kehormatan sang suami akan
terhina dan terkucilkan di antara kawan-kawannya. |
60 |
Istri yang baik/ setia
merupakan berkah dan putra/putri yang baik merupakan hiasan dari
keberkahan tersebut |
Bab 7: Kelahiran Para Putra
61 |
Di antara berkat terbesar
yang dimiliki seseorang tidak ada yang melebihi dengan memiliki putra – putri
yang baik (suputra). |
62 |
Keburukan tidak akan
menimpa seorang pria dalam ketujuh kelahiran (penitisan) yang mungkin
dimiliki kalau dia memberikan keturunan yang memiliki watak dan karakter yang
tidak tercela |
63 |
Putra putri dikatakan sebagi anak-anak yang layak
dimiliki, apa yang mereka peroleh juga menjadi kekayaan orang tuanya. |
64 |
Makanan pahit yang
digenggam oleh tangan mungil anak- anak akan jauh lebih manis bagi orang tua
ketimbang madu lebah. |
65 |
Sentuhan anak-anak
menyenangkan tubuh, dan suaranya merdu sampai di telinga. |
66 |
Alangkah merdunya music
yang keluar dari seruling bagi mereka yang tidak mengetahhui melodi ocehan si
kecil anak mereka. |
67 |
Apa yang diharapkan oleh
ayah terhadap putra/i nya adalah membuat putra/i nya layak mendapat tempat
yang paling terkemuka di kalangan terpelajar. |
68 |
Kearifan seorang anak akan
menjadi berkah bagi dunia pada umumnya ketimbang bagi orang tuanya. |
69 |
Kegembiraan seorang ibu
setelah mendengar anaknya diakui sebagai orang yang baik adalah lebih besar
daripada suka cintanya pada waktu kelahiran anaknya. |
70 |
Kewajiban putra kepada
ayahnya adalah membuat pihak lain berseru, “kebaikan apa yang telah dia
lakukan agar dia dianugerahi anak yang demikian berharga”. |
Bab 8: Memiliki Cinta Kasih
71 |
Apakah yang dapat
menghentikan spontanitas cinta? Air mata mereka yang penuh kasih sayang,
ketika melihat penderitaan orang yang mereka kasihi, akan menunjukan cinta
dalam batinnya. |
72 |
Mereka yang tidak memiliki
sifat kasih sayang hanyalah untuk mereka sendiri. Mereka yang membuat cinta
bahkan rela mengorbankan jasad mereka demi mengabdi kepada yang lain adalah manusia sejati dan
milik masyarakat luas. |
73 |
Orang yang Bijak berkata bahwa ikatan jiwa
terhadap jasad membedakan manusia dalam hal rasa cinta kasih . |
74 |
Cinta melahirkan keakraban,
dan cinta kemudian mendatangkan kejayaan persahabatan yang tidak terukur. |
75 |
Rasa sadar akan berkah
surgawi, mengikuti kehidupan pemilik keluarga dengan penuh kasih sayang. |
76 |
Orang yang bodoh berkata
bahwa cinta merupakan alat bantu bagi kebaikan, tapi juga ini merupakan alat
bantu dalam menghindari kejahatan. |
77 |
Bahkan ketika matahari
membakar tubuh tanpa tulang, demikian juga Tuhan yang baik meyiksa orang yang
tidak memiliki cinta. |
78 |
Rukunnya kehidupan rumah
tangga tanpa cinta kasih, sama mustahilnya dengan menyuburkan pohon di gurun
yang gersang. |
79 |
Apa gunanya semua pengaruh
luar bagi mereka yang tidak memiliki cinta kasih sejati di lubuk hatinya. |
80 |
Hanya jasad yang digerakan
oleh cinta kasih yang merupakan tempat tinggal yang layak bagi jiwa. Jasad
seseorang yang tanpa cinta kasih bagaikan tulang belulang yang dibalut dengan
kulit. |
Bab 9: Mengayomi Tamu
81 |
Satu-satunya maksud
kehidupan pemilik rumah dan dalam memperoleh kekayaan adalah menjamu tamu dan
ramah kepada mereka. |
82 |
Kendati apa yang dimakan
seseorang mungkin menjadi sesuatu,tapi menikmatinya sendirian tanpa berbagi
dengan tamunya sangatlah tidak layak. |
83 |
Dia yang setiap hari menjamu tamu yang datang
kerumahnya tidak akan pernah mersa miskin dan kesulitan dalam hidup. |
84 |
Dewi kemakmuran (Lakhsmi)
akan senang tinggal dirumah orang yang menjamu tamunya dengan seputih hati. |
85 |
Ladang orang yang memberi
makan tamunya lebih dahulu dan memakan apa yang tersisa akan memberikan panen
yang berlimpah walaupun benihnya mungkin tidak disebarkan. |
86 |
Setelah menjamu tamunya,
orang yang menunggu tamu lain akan disambut oleh para dewa dengan sukacita di
surga. |
87 |
Manfaat menjamu tamu tidak
dapat diukur kecuali oleh nilai tamu yang dijamu |
88 |
Mereka yang tidak menyadari
nilai keramah tamahan akan menyesal karena telah melestari-kan kekayaan
mereka dengan sia-sia. |
89 |
Orang yang tidak menjamu
tamunya sama saja hidup dalam kemiskinan walaupun bergelimang kekayaan. Ini
merupakan karakteristik kebodohan. |
90 |
Bahkan tatkala bunga
anichcham layu ketika dicium,demikian juga tamu akan tersinggung bila tuan
rumah bermuka masam. |
Bab 10: Berbicara dengan Bahasa
yang Menyenangkan
91 |
Kata-kata yang menyenangkan
adalah kata-kata yang diucapkan dengan kasih oleh orang yang baik yang bebas
dari kepalsuan / bersandiwara |
92 |
Kata-kata yang menyenangkan
yang diucapkan dengan air muka yang cerah bahkan lebih baik daripada memberi
hadiah yang berlimpah dengan hati yang tulus. |
93 |
Berbicara dengan suka cita dan dengan hati yang
penuh kasih sayang dengan air muka yang cerah ceria murnih merupakan kebaikan
sejati. |
94 |
Tidak ada kemiskinan yang akan mendera bagi mereka
yang mengucapkan kata-kata yang sejukkepada semua orang. |
95 |
Tidak ada permata yang
lebih layak bagi seorang pria ketimbang kerendahan hati dan tutur kata yang
menyenangkan. |
96 |
Jika seseorang mengucapkan
kata-kata yang menyenangkan dan yang dipertimbangkan dengan matang, maka dia
akan tumbuh kembang dalam kebaikan, sedangkan dosa-dosanya akan berkurang |
97 |
Tutur kata yang
menyenangkan dan berdampak baik itu menghasikan kebenaran dan kebaikan. |
98 |
Kata-kata yang menyenangkan
dan tidak melukai perasaan orang lain akan memberikan kebahagiaan kepada
seseorang didunia ini dan di akhirat. |
99 |
Kepada siapa seseorang
harus menggunakan kata-kata yang pedas yang dia sendiri telah mengalami
kegembiraan karena mendengar kata-kata yang menyenangkan. |
100 |
Menggunakan kata-kata yang keras, daripada ada kata-kata yang menyenangkan, tidak ubahnya seperti memakan buah yang masih ranum. Padahal ada buah yang sudah matang. |
No comments:
Post a Comment