Tirukural
Tuntunan Bijak Dari Masa ke Masa
Alih Bahasa dan Tafsir: AS. KOBALEN, M.Phil.
Aram – Kebenaran (Bab 11-20)
Bab 11: Ungkapan Syukur Atas Anugerah yang
Diberikan
101 |
Bahkan langit dan bumi
tidak dapat membalas pertolongan yang diberikan oleh seseorang yang tidak
terhutang budi. (Tanpa Pamrih) |
102 |
Pertolongan yang deberikan
pada waktu yang ditolong sedang membutuhkannya, betapapun kecilnya
pertolongan itu seharusnya dianggap jauh lebih baik bahkan lebih besar
daripada dunia |
103 |
Nilai pertolongan yang diberikan tanpa
mengharapkan balas budi ( Tanpa pamrih) adalah lebih luas daripada samudera. |
104 |
Kendati pertolongan yang
diberikan itu sekecil bagaikan butir sawi, pertolongan semacam ini akan
dianggap sama besarnya dengan sebatang pohon oleh mereka yang menghargai
nilai sebuah pertolongan itu. |
105 |
Nilai perbuatan baik tidak dapat diukur, nilainya tergantung pada
sifat si penerima |
106 |
Jangan lupakan persahabatan
mereka yang tulus, jangan abaikan teman yang memberikan pertolongan ketika
kita ditimpa kesusahan. |
107 |
Mereka yang berpikiran
mulia akan selalu ingat pada persahabatan mereka yang menyelamatkannya dari
bencana. |
108 |
Jangan lupakan kebaikan
yang dilakukan terhadap kita; tapi ada baiknya jika kita segera melupakan kesalahan
yang dilakukannya kepada kita |
109 |
Betapapun besarnya
Kesalahan yang dilakukan oleh seseorang,, akan dilupakan jika satu kebaikan
yang dilakukannya dapat dikenang orang. |
110 |
Mungkin ada pengampunan
bagi dosa, tapi tak ada maaf bagi sikap yang tidak tahu berterima kasih. |
Bab 12: Ketidakberpihakan atau Persamaan
111 |
Keadilan merupakan aturan
terbaik bagi tindakan asalkan kawan, musuh dan tetangga diperlakukan sama. |
112 |
Kekayaan seseorang yang
adil tidak akan pernah habis, dan akan memberikan kemapanan dan kekuatan
kepada keturunannya. |
113 |
Kekayaan yang diperoleh dengan cara-cara yang
tidak adil, kendati mengutungkan, sepatutnyalah ditinggalkan tanpa ragu. |
114 |
Apakah seseorang itu adil
atau tidak, akan diketahui dari keturunannya. |
115 |
Orang yang berwatak luhur
tidak akan menyimpang dari keadilan, apakah hal itu akan merugikannya atau
mengutungkannya. |
116 |
Orang harus sadar bahwa
penyimpangan dari jalan keadilan akan merutuhkan orang itu sediri. |
117 |
Dunia tidak akan
merendahkan seseorang yang adil meskipun dia miskin. |
118 |
Seperti timbangan yang
selalu adil, orang yang arif akan tetap adil dan tidak akan memihak |
119 |
Keadilan hanyalah ucapan
yang timbul dari pikiran yang tidak memiliki kecenderungan buruk atau keberpihakan. |
120 |
Dalam dunia dagang, dia
yang bertimbang rasa kepada pihak lain dan menganggap uang mereka sebagai
uang sendiri, akan berhasil dalam usahanya |
Bab 13: Pengendalian Diri
121 |
Kemampuan mengedalikan diri
akan menempatkan seseorang di antara para dewi; sebaliknya ketidak mampuan
mengendalikan diri akan melemparkannya ke kegelapan neraka yang menakutkan. |
122 |
Mempertahankan kemampuan
mengendalikan diri sebagai hal yang paling utama, karena tidak ada anugerah
yang lebih besar daripada itu sebagai manusia. |
123 |
Orang yang dapat mengendalikan dirinya dengan
kebijaksanaan akan sangat dihormati di kalangan orang bijak. |
124 |
Kebenaran jiwa seseorang
yang mampu mengendalikan dirinya dan menjalani hidupnya dengan benar adalah
lebih tinggi daripada gunung. |
125 |
Kerendahan hati itu baik
bagi semua orang, ini merupakan hiasan khususnya bagi si kaya . |
126 |
Jika seseorang belajar
mengendalikan Panca indrianya dalam satu kelahiran (penitisan) seperti
kura-kura yang dapat menarik anggota tubuhnya yang lima, maka kekuatan itu
akan berpihak kepadanya dalam tujuh kelahirannya (penitisan) yang akan
datang. |
127 |
Jagalah lidahmu dengan hati
– hati, yang lain mungkin tidak perlu dijaga, kalau tidak demikian anda akan
sangat menyesali ucapan yang salah. |
128 |
Jika seseorang tersinggung
karena ucapan yang kotor maka hal itu sudah cukup menghapuskan semua kebaikan
yang dilakukan seseorang. |
129 |
Luka terbakar mungkin
sembuh, tapi cacat luka akibat lidah yang jahat tidak akan pernah sembuh
sampai kapanpun. |
130 |
Malaikat kebaikan akan
dengan sukarela bersemayam di dalam diri seseorang yang memperoleh harta
melalui pembelajaran dan pengendalian diri. |
Bab 14: Ketaatan pada Janji
131 |
Perilaku yang benar membuat
orang menjadi besar; karena itu perilaku yang benar dianggap lebih besar dari
kehidupan. |
132 |
Jaga dan pelihara perilaku
yang baik Anda dengan hati yang tekun, karena itu adalah salah satu dari
semua kebajikan yang akan memberikan bantuan yang benar. |
133 |
Perilaku yang baik merupakan kelahiran yang
tinggi. Kehilangan perilaku akan menurunkan derajat kelahiran seseorang. |
134 |
Jika seseorang lupa
belajar, ia dapat memperolehnya kembali, tetapi jika ia gagal dalam bermoral
dan berkarakter, ia akan tergelincir ke dalam derajat kelahiran yang lebih rendah. |
135 |
Bahkan sebagai manusia
dengan sifat sirik tidak akan mendapatkan kekayaan, begitu juga seorang pria
tanpa karakter dan moral tidak dapat memiliki kebesaran. |
136 |
Orang yang berpikiran teguh
tidak akan gagal dalam perilaku mereka yang mengetahui bahwa kegagalan
tersebut akan membawa penurunan derajat kelahirannya. |
137 |
Perilaku yang baik membawa
keluhuran. Perilaku yang tidak benar menyebabkan keburukan yang belum pernah
terjadi sebelumnya. |
138 |
Perilaku yang benar berbuah kehidupan yang bahagia
dan bajik; kelakuan yang buruk selalu menghasilkan kesengsaraan dan
kehancuran. |
139 |
Seorang manusia berkarakter
murni tidak akan mengucapkan kata-kata kotor bahkan karena lidah terselip. |
140 |
Mereka yang tidak belajar
untuk bertingkah laku sesuai dengan norma dunia, sebagaimanapun kerasnya
belajar pada kenyataannya akan tetap menjadi bodoh. |
Bab 15: Tidak Menginginkan Istri Orang Lain
141 |
Kebodohan berupa
menginginkan istri orang lain tidak ditemukan dikalangan mereka yang memiliki
etika dan pengetahuan duniawi. |
142 |
Dari semua mereka yang
melanggar aturan kebaikan, tidak ada orang yang sebodoh orang yang berkujung
ke rumah orang lain dengan niat selingkuh. |
143 |
Mereka yang berperilaku dengan niat selingkuh
terhadap istri orang lain yang percaya kepada-nya tidak ada bedanya dari
orang yang mati. |
144 |
Betapapun besarnya jiwa
seseorang, apa gunanya itu kalau dia melanggar kesucuian rumah tangganya dan
rumah tangga orang lain tanpa memikirkan dosa dan dampak yang dilakukannya. |
145 |
Seseorang yang mengajak
selingkuh istri orang lain karena dia mudah dirayu, akan menanggung akibat
dosa yang tidak berkesudahan. |
146 |
Orang yang melakukan perselingkuhan tidak akan
pernah lolos dari permusuhan,
dosa, rasa takut dan aib. |
147 |
Pemilik rumah tangga yang
ideal adalah dia yang tidak akan tergoda oleh kecantikan istri orang lain. |
148 |
Bagi orang yang benar,
sikap melawan hawa nafsu yang menginginkan istri orang lain bukan hanya arti
kebaikan tapi juga kesempurnaan karakternya. |
149 |
Mereka yang tidak
menistakan diri dengan cara memeluk istri orang lain, layak memperoleh berkah
samudera kebahagian didunia ini. |
150 |
Meskipun seseorang
melakukan semua dosa dan tidak melakukan apa pun yang baik, ini akan tetap
baik jika dia tidak memperkosa istri orang lain. |
Bab 16: Kesabaran
151 |
Bumi menyangga mereka yang
menggalinya. Demikian sabarlah terhadap mereka yang menghina andi itulah
kebaikan yang paling luhur. |
152 |
Maafkan kesalahan yang
dilakukan kepada anda; lebih baik lagi jika anda dapat melupakan mereka. |
153 |
Kepapaan yang paling besar bukanlah menjamu tamu;
keberanian yang paling besar adalah menanggung tindak kebodohan dengan sabar. |
154 |
Orang yang ingin memelihara
kebaikannya harus memupuk kesabaran. |
155 |
Orang bijak dan para suci
tidak menghormati mereka yang membalas dendam, tapi menghormati dan segan
pada yang sabar menghadapinya dengan tenang. |
156 |
Kebahagiaan yang layak
diperoleh seseorang dari balas dendam itu bersifat sementara, tapi kejayaan
sikap sabar akan melanggeng. |
157 |
Walaupun kesalahan
dilakukan oleh pihak lain, orang harus menyesali akibat yang dipikulnya dan
menahan diri untuk tidak melakukan tindak balas dendam. |
158 |
Atasilah dengan kesabaran
dan penuh cinta kasih, pada mereka yang mencederai anda dengan tindakannya
yang tidak terpuji ini. |
159 |
Mereka yang sabar terhadap
kata-kata yang tidak patut akan hidup sesuci pertapa yang telah meninggalkan
keduniaan. |
160 |
Mereka yang hidup sabar
dengan cara berpuasa (Menahan Diri )tentu saja berjiwa besar meskipun tidak
setara dengan mereka yang sabar menghadapi ucapan pedas, hinaan dan caci
maki dari orang lain. |
Bab 17: Terbebas dari Iri Hati
161 |
Menahan
diri dari rasa dengki, irih, dan sirik seharusnya merupakan aturan baku
tingkah laku seseorang. |
162 |
Jika seseorang dapat
memperoleh kebebasan dari rasa sirik dan dengki maka tidak ada anugrah yang
lebih besar daripada apa yang dapat dimilikinya. |
163 |
Dia yang tidak peduli pada etika, kebaikan atau
kekayaan adalah orang yang dengki pada kemakmuran orang lain. |
164 |
Orang yang bijak tidak akan
melakukan kesalahan karena didorong oleh rasa dengki dan sirik, karena ia
sadar bahwa kejahatan cenderung timbul dari perbuatan yang salah. |
165 |
Orang yang sirik tidak
memerlukan musuh untuk menghancurkannya.Iri hati dan dengki itu saja sudah
cukup menghancurkan hidupnya. |
166 |
Seseorang yang irih pada
kedermawanan orang lain, akan lenyap bersama dengan keinginannya yang buruk. |
167 |
Dewi kemakmuran akan
menjauhkan diri dari orang yang sirik dan dengki dan menyerahkan orang
tersebut kepada saudarinya, Dewi kemiskinan. |
168 |
Iri dengki dan sirik akan
melenyapkan kekayaan seseorang dan akan selalu menuntunnya kepada perbuatan
buruk. |
169 |
Kalau benar ada “Kemakmuran
bagi orang yang irih hati bahkan yang memusuhi orang yang baik hati, maka ini
merupakan masalah yang patut direnungkan secara mendalam. |
170 |
Iri hati, dengki dan sirik
sama sekali tidak pernah membuat orang menjadi besar demikian juga orang yang
bebas dari rasa sirik dan dengki tidak akan kehilangan kekayaanya. |
Bab 18: Keserakahan
171 |
Jika seseorang sama sekali
tidak memiliki rasa adil sehingga sirik pada kekayaan orang lain, maka bukan
hanya keluarganya yang akan hancur, tapi juga banyak bencana dan masalah
hidup lain yang akan terus minimpanya. |
172 |
Mereka yang terlalu usil
pada ketidak-adilan, pasti tidak akan bertindak adil. |
173 |
Mereka yang mencari kebahagiaan abadi tidak akan
bertindak jalim dalam mencari kesenang-an yang berlangsung singkat yang diperoleh
dari penyalahgunaan terhadap apa yang dimiliki orang lain. |
174 |
Orang bijak yang telah
mampu mengendalikan panca indrianya tidak akan menginginkan apa yang menjadi
milik orang lain meskipun dia dalam keadaan butuh atau kekurangan. |
175 |
Apa gunanya pengetahuan,
betapapun dalam dan luasnya, jika seseorang bertindak tidak adil karena
dorongan rasa sirik dan dengki. |
176 |
Pemilik rumah yang mencari
kemuliaan akan menghancurkan dirinya kalau dia harus menggunakan siasat keji
karena menginginkan kekayaan orang lain. |
177 |
Jangan sekali-kali
menginginkan kekayaan yang diperoleh dengan cara mendambakan milik orang lain
karena ini tidak akan menguntungkan pada waktu menikmatinya. |
178 |
Cara terbaik dalam menjaga
diri dari berkurangnya kekayaan seseorang bukanlah dengan cara mendapatkan
milik orang lain. |
179 |
Dewi kekayaan akan menetap
dalam diri orang yang bijak yang tahu bahwa menginginkan apa yang menjadi
milik orang lain tindaklah benar dan kemudian dia bertindak dengan sikap
tidak benar |
180 |
Menginginkan kekayaan orang
lain tanpa memandang akibatnya akan meruntuhkan orang itu sendiri. Sikap
jujur dalam melawan keserakahan semacam itu akan mendatangkan kekayaan bathin
dunia dan akhirat. |
Bab 19: Memfitnah
181 |
Seseorang mungkin bertindak
dengan tidak benar dan bahkan tidak atas nama kebaikan, namun jika dia
menahan diri dari perbuatan menghasut atau mengadu domba orang lain, maka hal
ini akan mengharumkan namanya. |
182 |
Menyalami teman dengan
senyuman yang tidak ikhlas dan mencela di belakangnya, adalah tindakan yang
lebih hina daripada kehidupan mencela kebenaran dan berbuat buruk. |
183 |
Kematian sesudah menjalani hidup yang baik lebih
mulia dairpada kehidupan yang ditopang oleh kebohongan dan kemunafikan. |
184 |
Anda mungkin mengucapkan
kata-kata yang pedas di hadapan seseorang, tapi jangan menghasutnya
dibelakang. |
185 |
Ketidak tulusan seseorang
yang memuji kebaikan hanya dalam ucapan akan terlihat oleh kekejiannya ketika
memfitnah orang lain. |
186 |
Orang yang memfinah orang
lain di belakangnya, akan menceritakan hal – hal yang paling buruk |
187 |
Mereka yang tidak tahu
bagaimana memproleh simpati kawan dengan kata-kata yang menye-nangkan, akan
menjauhi kawan tersebut melalui hasutan - hasutan dan gosip – gosip yang
menyesatkan. |
188 |
Mereka yang cenderung
membeberkan kesalahan kerabatnya sendiri, Tidak akan dapat menahan diri dari
perbuatan memfitnah orang lain. |
189 |
Bahkan bumi mengeluh pada
waktu memikul orang yang memfitnah orang lain di belakangnya. |
190 |
Jika seseorang menganggap
kesalahan orang lain sebagai kesalahannya sendiri, keburukan apakah yang
dapat menimpanya. |
Bab 20: Tidak Mengucapkan Kata-Kata Tak Berguna
191 |
Orang yang selalu
mengucapkan kata-kata Bohong tidak disukai orang lain dan akan direndahkan
banyak orang. |
192 |
Mengucapkan kata-kata yang
sia-sia di hadapan orang bijak adalah lebih buruk daripada melakukan
perbuatan yang tidak baik kepada teman. |
193 |
Memanjakan diri dengan kata-kata kosong menunjukan
bahwa seseorang itu tidak memiliki pendirian (Pembohong). |
194 |
Mengucapkan kata-kata yang
bohong dengan sembarangan kepada semua orang akan menjauh-kan sifat baik
seseorang, juga dia tidak akan disenangi oleh mereka yang mendengarkan
pembicaraanya. |
195 |
Jika orang yang terhormat
atau seorang pemimpinBerkata Bohong maka dia akan kehilangan ketenaran dan
nama baik. |
196 |
Jangan sebut seseorang itu
manusia kalau dia suka berbohong dan sebutlah dia sebagai orang yang tidak
berguna di kalangan manusia. |
197 |
Orang yang bijak biasanya
menahan diri dari mengucapkan kata-kata bohong walaupun dia mungkin berbicara
dengan tidak senang. |
198 |
Orang berilmu yang dapat
melakukan penyelidikan tidak akan mengucapkan kata-kata yang tidak
menghasilkan banyak kebaikan. |
199 |
Mereka yang bebas dari
ilusi dan memiliki visi yang jelas tentang kebenaran tidak akan mengucapkan
kata-kata bohong meskipun dengan tidak sengaja. |
200 |
Kalau anda harus bicara
juga, maka bicarakanlah hal yang ada manfaatnya. Jangan mengucapkan kata-kata
kosong yang tidak menghasilkan kebaikan. |
No comments:
Post a Comment