Sunday 28 March 2021

Bab 11-20

 Tirukural

Tuntunan Bijak Dari Masa ke Masa
Alih Bahasa dan Tafsir: AS. KOBALEN, M.Phil.

Aram – Kebenaran (Bab 11-20)

Bab 11: Ungkapan Syukur Atas Anugerah yang Diberikan

101

Bahkan langit dan bumi tidak dapat membalas pertolongan yang diberikan oleh seseorang yang tidak terhutang budi. (Tanpa Pamrih)

102

Pertolongan yang deberikan pada waktu yang ditolong sedang membutuhkannya, betapapun kecilnya pertolongan itu seharusnya dianggap jauh lebih baik bahkan lebih besar daripada dunia

103

Nilai pertolongan yang diberikan tanpa mengharapkan balas budi ( Tanpa pamrih) adalah lebih luas daripada samudera.

104

Kendati pertolongan yang diberikan itu sekecil bagaikan butir sawi, pertolongan semacam ini akan dianggap sama besarnya dengan sebatang pohon oleh mereka yang menghargai nilai sebuah pertolongan itu.

105

Nilai perbuatan baik tidak dapat diukur,

nilainya tergantung pada sifat si penerima

106

Jangan lupakan persahabatan mereka yang tulus, jangan abaikan teman yang memberikan pertolongan ketika kita ditimpa kesusahan.

107

Mereka yang berpikiran mulia akan selalu ingat pada persahabatan mereka yang menyelamatkannya dari bencana.

108

Jangan lupakan kebaikan yang dilakukan terhadap kita; tapi ada baiknya jika kita segera melupakan kesalahan yang dilakukannya kepada kita

109

Betapapun besarnya Kesalahan yang dilakukan oleh seseorang,, akan dilupakan jika satu kebaikan yang dilakukannya dapat dikenang orang.

110

Mungkin ada pengampunan bagi dosa, tapi tak ada maaf bagi sikap yang tidak tahu berterima kasih.

 

Bab 12: Ketidakberpihakan atau Persamaan

111

Keadilan merupakan aturan terbaik bagi tindakan asalkan kawan, musuh dan tetangga diperlakukan sama.

112

Kekayaan seseorang yang adil tidak akan pernah habis, dan akan memberikan kemapanan dan kekuatan kepada keturunannya.

113

Kekayaan yang diperoleh dengan cara-cara yang tidak adil, kendati mengutungkan, sepatutnyalah ditinggalkan tanpa ragu.

114

Apakah seseorang itu adil atau tidak, akan diketahui dari keturunannya.

115

Orang yang berwatak luhur tidak akan menyimpang dari keadilan, apakah hal itu akan merugikannya atau mengutungkannya.

116

Orang harus sadar bahwa penyimpangan dari jalan keadilan akan merutuhkan orang itu sediri.

117

Dunia tidak akan merendahkan seseorang yang adil meskipun dia miskin.

118

Seperti timbangan yang selalu adil, orang yang arif akan tetap adil dan tidak akan memihak

119

Keadilan hanyalah ucapan yang timbul dari pikiran yang tidak memiliki kecenderungan buruk atau keberpihakan.

120

Dalam dunia dagang, dia yang bertimbang rasa kepada pihak lain dan menganggap uang mereka sebagai uang sendiri, akan berhasil dalam usahanya

 

Bab 13: Pengendalian Diri

121

Kemampuan mengedalikan diri akan menempatkan seseorang di antara para dewi; sebaliknya ketidak mampuan mengendalikan diri akan melemparkannya ke kegelapan neraka yang menakutkan.

122

Mempertahankan kemampuan mengendalikan diri sebagai hal yang paling utama, karena tidak ada anugerah yang lebih besar daripada itu sebagai manusia.

123

Orang yang dapat mengendalikan dirinya dengan kebijaksanaan akan sangat dihormati di kalangan orang bijak.

124

Kebenaran jiwa seseorang yang mampu mengendalikan dirinya dan menjalani hidupnya dengan benar adalah lebih tinggi daripada gunung.

125

Kerendahan hati itu baik bagi semua orang, ini merupakan hiasan khususnya bagi si kaya .

126

Jika seseorang belajar mengendalikan Panca indrianya dalam satu kelahiran (penitisan) seperti kura-kura yang dapat menarik anggota tubuhnya yang lima, maka kekuatan itu akan berpihak kepadanya dalam tujuh kelahirannya (penitisan) yang akan datang.

127

Jagalah lidahmu dengan hati – hati, yang lain mungkin tidak perlu dijaga, kalau tidak demikian anda akan sangat menyesali ucapan yang salah.

128

Jika seseorang tersinggung karena ucapan yang kotor maka hal itu sudah cukup menghapuskan semua kebaikan yang dilakukan seseorang.

129

Luka terbakar mungkin sembuh, tapi cacat luka akibat lidah yang jahat tidak akan pernah sembuh sampai kapanpun.

130

Malaikat kebaikan akan dengan sukarela bersemayam di dalam diri seseorang yang memperoleh harta melalui pembelajaran dan pengendalian diri.

 

Bab 14: Ketaatan pada Janji

131

Perilaku yang benar membuat orang menjadi besar; karena itu perilaku yang benar dianggap lebih besar dari kehidupan.

132

Jaga dan pelihara perilaku yang baik Anda dengan hati yang tekun, karena itu adalah salah satu dari semua kebajikan yang akan memberikan bantuan yang benar.

133

Perilaku yang baik merupakan kelahiran yang tinggi. Kehilangan perilaku akan menurunkan derajat kelahiran seseorang.

134

Jika seseorang lupa belajar, ia dapat mem­perolehnya kembali, tetapi jika ia gagal dalam bermoral dan berkarakter, ia akan tergelincir ke dalam derajat kelahiran yang lebih rendah.

135

Bahkan sebagai manusia dengan sifat sirik tidak akan mendapatkan kekayaan, begitu juga seorang pria tanpa karakter dan moral tidak dapat memiliki kebesaran.

136

Orang yang berpikiran teguh tidak akan gagal dalam perilaku mereka yang mengetahui bahwa kegagalan tersebut akan membawa penurunan derajat kelahirannya.

137

Perilaku yang baik membawa keluhuran. Perilaku yang tidak benar menyebabkan keburukan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

138

Perilaku yang benar berbuah kehidupan yang bahagia dan bajik; kelakuan yang buruk selalu menghasilkan kesengsaraan dan kehancuran.

139

Seorang manusia berkarakter murni tidak akan mengucapkan kata-kata kotor bahkan karena lidah terselip.

140

Mereka yang tidak belajar untuk bertingkah laku sesuai dengan norma dunia, sebagaimanapun kerasnya belajar pada kenyataannya akan tetap menjadi bodoh.

 

Bab 15: Tidak Menginginkan Istri Orang Lain

141

Kebodohan berupa menginginkan istri orang lain tidak ditemukan dikalangan mereka yang memiliki etika dan pengetahuan duniawi.

142

Dari semua mereka yang melanggar aturan kebaikan, tidak ada orang yang sebodoh orang yang berkujung ke rumah orang lain dengan niat selingkuh.

143

Mereka yang berperilaku dengan niat selingkuh terhadap istri orang lain yang percaya kepada-nya tidak ada bedanya dari orang yang mati.

144

Betapapun besarnya jiwa seseorang, apa gunanya itu kalau dia melanggar kesucuian rumah tangg­anya dan rumah tangga orang lain tanpa memikir­kan dosa dan dampak yang dilakukannya.

145

Seseorang yang mengajak selingkuh istri orang lain karena dia mudah dirayu, akan menanggung akibat dosa yang tidak berkesudahan.

146

Orang yang melakukan perselingkuhan tidak akan pernah lolos dari permusuhan, dosa, rasa takut dan aib.

147

Pemilik rumah tangga yang ideal adalah dia yang tidak akan tergoda oleh kecantikan istri orang lain.

148

Bagi orang yang benar, sikap melawan hawa nafsu yang menginginkan istri orang lain bukan hanya arti kebaikan tapi juga kesempurnaan karakternya.

149

Mereka yang tidak menistakan diri dengan cara memeluk istri orang lain, layak memperoleh berkah samudera kebahagian didunia ini.

150

Meskipun seseorang melakukan semua dosa dan tidak melakukan apa pun yang baik, ini akan tetap baik jika dia tidak memperkosa istri orang lain.

 

Bab 16: Kesabaran

151

Bumi menyangga mereka yang menggalinya. Demikian sabarlah terhadap mereka yang menghina andi itulah kebaikan yang paling luhur.

152

Maafkan kesalahan yang dilakukan kepada anda; lebih baik lagi jika anda dapat melupakan mereka.

153

Kepapaan yang paling besar bukanlah menjamu tamu; keberanian yang paling besar adalah menanggung tindak kebodohan dengan sabar.

154

Orang yang ingin memelihara kebaikannya harus memupuk kesabaran.

155

Orang bijak dan para suci tidak menghormati mereka yang membalas dendam, tapi menghor­mati dan segan pada yang sabar menghadapinya dengan tenang.

156

Kebahagiaan yang layak diperoleh seseorang dari balas dendam itu bersifat sementara, tapi kejayaan sikap sabar akan melanggeng.

157

Walaupun kesalahan dilakukan oleh pihak lain, orang harus menyesali akibat yang dipikulnya dan menahan diri untuk tidak melakukan tindak balas dendam.

158

Atasilah dengan kesabaran dan penuh cinta kasih, pada mereka yang mencederai anda dengan tindakannya yang tidak terpuji ini.

159

Mereka yang sabar terhadap kata-kata yang tidak patut akan hidup sesuci pertapa yang telah meninggalkan keduniaan.

160

Mereka yang hidup sabar dengan cara berpuasa (Menahan Diri )tentu saja berjiwa besar meskipun tidak setara dengan mereka yang sabar meng­hadapi ucapan pedas, hinaan dan caci maki dari orang lain.

 

Bab 17: Terbebas dari Iri Hati

161

Menahan diri dari rasa dengki, irih, dan sirik seharusnya merupakan aturan baku tingkah laku seseorang.

162

Jika seseorang dapat memperoleh kebebasan dari rasa sirik dan dengki maka tidak ada anugrah yang lebih besar daripada apa yang dapat dimil­ikinya.

163

Dia yang tidak peduli pada etika, kebaikan atau kekayaan adalah orang yang dengki pada kemakmuran orang lain.

164

Orang yang bijak tidak akan melakukan kesala­han karena didorong oleh rasa dengki dan sirik, karena ia sadar bahwa kejahatan cenderung tim­bul dari perbuatan yang salah.

165

Orang yang sirik tidak memerlukan musuh untuk menghancurkannya.Iri hati dan dengki itu saja sudah cukup menghancurkan hidupnya.

166

Seseorang yang irih pada kedermawanan orang lain, akan lenyap bersama dengan keinginannya yang buruk.

167

Dewi kemakmuran akan menjauhkan diri dari orang yang sirik dan dengki dan menyerahkan orang tersebut kepada saudarinya, Dewi kemiskinan.

168

Iri dengki dan sirik akan melenyapkan kekayaan seseorang dan akan selalu menuntunnya kepada perbuatan buruk.

169

Kalau benar ada “Kemakmuran bagi orang yang irih hati bahkan yang memusuhi orang yang baik hati, maka ini merupakan masalah yang patut direnungkan secara mendalam.

170

Iri hati, dengki dan sirik sama sekali tidak pernah membuat orang menjadi besar demikian juga orang yang bebas dari rasa sirik dan dengki tidak akan kehilangan kekayaanya.

 

Bab 18: Keserakahan

171

Jika seseorang sama sekali tidak memiliki rasa adil sehingga sirik pada kekayaan orang lain, maka bukan hanya keluarganya yang akan hancur, tapi juga banyak bencana dan masalah hidup lain yang akan terus minimpanya.

172

Mereka yang terlalu usil pada ketidak-adilan, pasti tidak akan bertindak adil.

173

Mereka yang mencari kebahagiaan abadi tidak akan bertindak jalim dalam mencari kesenang-an yang berlangsung singkat yang diperoleh dari penyalahgunaan terhadap apa yang dimiliki orang lain.

174

Orang bijak yang telah mampu mengendalikan panca indrianya tidak akan menginginkan apa yang menjadi milik orang lain meskipun dia dalam keadaan butuh atau kekurangan.

175

Apa gunanya pengetahuan, betapapun dalam dan luasnya, jika seseorang bertindak tidak adil karena dorongan rasa sirik dan dengki.

176

Pemilik rumah yang mencari kemuliaan akan menghancurkan dirinya kalau dia harus menggu­nakan siasat keji karena menginginkan kekayaan orang lain.

177

Jangan sekali-kali menginginkan kekayaan yang diperoleh dengan cara mendambakan milik orang lain karena ini tidak akan menguntungkan pada waktu menikmatinya.

178

Cara terbaik dalam menjaga diri dari berkurangnya kekayaan seseorang bukanlah dengan cara mendapatkan milik orang lain.

179

Dewi kekayaan akan menetap dalam diri orang yang bijak yang tahu bahwa menginginkan apa yang menjadi milik orang lain tindaklah benar dan kemudian dia bertindak dengan sikap tidak benar

180

Menginginkan kekayaan orang lain tanpa memandang akibatnya akan meruntuhkan orang itu sendiri. Sikap jujur dalam melawan keserakahan semacam itu akan mendatangkan kekayaan bathin dunia dan akhirat.

 

Bab 19: Memfitnah

181

Seseorang mungkin bertindak dengan tidak benar dan bahkan tidak atas nama kebaikan, namun jika dia menahan diri dari perbuatan menghasut atau mengadu domba orang lain, maka hal ini akan mengharumkan namanya.

182

Menyalami teman dengan senyuman yang tidak ikhlas dan mencela di belakangnya, adalah tindakan yang lebih hina daripada kehidupan mencela kebenaran dan berbuat buruk.

183

Kematian sesudah menjalani hidup yang baik lebih mulia dairpada kehidupan yang ditopang oleh kebohongan dan kemunafikan.

184

Anda mungkin mengucapkan kata-kata yang pedas di hadapan seseorang, tapi jangan menghasutnya dibelakang.

185

Ketidak tulusan seseorang yang memuji kebaikan hanya dalam ucapan akan terlihat oleh kekejiannya ketika memfitnah orang lain.

186

Orang yang memfinah orang lain di belakangnya, akan menceritakan hal – hal yang paling buruk

187

Mereka yang tidak tahu bagaimana memproleh simpati kawan dengan kata-kata yang menye-nangkan, akan menjauhi kawan tersebut melalui hasutan - hasutan dan gosip – gosip yang menye­satkan.

188

Mereka yang cenderung membeberkan kesalahan kerabatnya sendiri, Tidak akan dapat menahan diri dari perbuatan memfitnah orang lain.

189

Bahkan bumi mengeluh pada waktu memikul orang yang memfitnah orang lain di belakangnya.

190

Jika seseorang menganggap kesalahan orang lain sebagai kesalahannya sendiri, keburukan apakah yang dapat menimpanya.

 

Bab 20: Tidak Mengucapkan Kata-Kata Tak Berguna

191

Orang yang selalu mengucapkan kata-kata Bohong tidak disukai orang lain dan akan direndahkan banyak orang.

192

Mengucapkan kata-kata yang sia-sia di hadapan orang bijak adalah lebih buruk daripada melaku­kan perbuatan yang tidak baik kepada teman.

193

Memanjakan diri dengan kata-kata kosong menunjukan bahwa seseorang itu tidak memiliki pendirian (Pembohong).

194

Mengucapkan kata-kata yang bohong dengan sembarangan kepada semua orang akan menjauh-kan sifat baik seseorang, juga dia tidak akan disenangi oleh mereka yang mendengarkan pembicaraanya.

195

Jika orang yang terhormat atau seorang pemimpinBerkata Bohong maka dia akan kehilangan ketenaran dan nama baik.

196

Jangan sebut seseorang itu manusia kalau dia suka berbohong dan sebutlah dia sebagai orang yang tidak berguna di kalangan manusia.

197

Orang yang bijak biasanya menahan diri dari mengucapkan kata-kata bohong walaupun dia mungkin berbicara dengan tidak senang.

198

Orang berilmu yang dapat melakukan penyelidikan tidak akan mengucapkan kata-kata yang tidak menghasilkan banyak kebaikan.

199

Mereka yang bebas dari ilusi dan memiliki visi yang jelas tentang kebenaran tidak akan mengucapkan kata-kata bohong meskipun dengan tidak sengaja.

200

Kalau anda harus bicara juga, maka bicarakanlah hal yang ada manfaatnya. Jangan mengucapkan kata-kata kosong yang tidak menghasilkan kebaikan.

 

Tirukkural:Halaman isi

No comments:

Post a Comment