Sunday 28 March 2021

Bab 1-10

 Tirukural

Tuntunan Bijak Dari Masa ke Masa
Alih Bahasa dan Tafsir: AS. KOBALEN, M.Phil.

1. Aram – Kebenaran (Bab 1-10)

Bab 1: Pemujaan Tuhan

1

Karena semua abjad bermula dengan aksara (A), maka demikian juga dunia berawal dengan Tuhan yang abadi.

2

Apa gunanya ilmu bagi seseorang kalau dia tidak beriman pada Tuhan.

3

Mereka yang bermeditasi Siang dan malam dikaki suci Padma yang berbentuk teratai di dalam hati yang taat akan selalu menghuni rumah surgawi.

4

Tiada keburukan hidup dapat menyentuh mereka semata - mata berpegang dikaki-Nya yang berada di luar jangkauan suka dan duka.

5

Perbuatan, baik atau buruk yang muncul dari kegelapan takkan mempengaruhi mereka yang dengan suka cita bernyanyi memuja Tuhan.

6

Mereka berada dalam kebahagiaan abadi yang menelusuri jalan- Nya yang lurus, jalan Tuhan yang telah melenyapkan keinginan pancaindera

7

Kegelisahan pikiran tak dapat dihilangkan kecuali oleh mereka yang bersimpuh di kaki Tuhan yang maha segalanya.

8

Orang tak dapat lolos dari kesenangan duniawi yang jahat kecuali jika dia berlindung di bawah kaki Tuhan Pengampun dan pengabul lautan kebajikan.

9

Kepala yang tunduk bukan di kaki Tuhan yang memiliki delapan sifat akan sama tidak berharganya dengan organ tubuh yang tidak menjalankan fungsinya dengan benar

10

Tidak seorang pun kecuali mereka yang senantiasa bermeditasi di kaki Tuhan, yang dapat menyebrangi samudera kelahiran.

 

Bab 2: Nilai Hujan

11

Curah Hujan yang berkesinambungan dan keberadaan dunia dilestarikan, layak jika kita menyebutnya hidayahnya yang maha kuasa.

12

Hujan itu penting untuk menghasilkan pangan yang baik dan hujan itu sendiri pangan.

13

Jika hujan tak kunjung turun bencana kelaparan akan berkecamuk melanda bumi.

14

Petani tak lagi menggarap sawah dan ladang bila mata air surgawi kering kerontang.

15

Daya hujan begitu dahsyat sehingga dapat menggersangkan negeri menjadi gurun kala hujan tak mengguyurnya dan sebaliknya hujan sanggup menyuburkan gurun kalau tercurah menurut musimnya.

16

Jika tak ada hujan setetes pun dari awan, helai rumput pun takkan terlihat

17

Khazanah samudera luas sekalipun akan susut, kalau awan tak lagi menyerap airnya dan memberikannya kembali sebagai guyuran hujan yang menyejukkan.

18

Jika hujan tidak turun, perayaan tahunan dan sembah sujud sehari-hari bagi para dewa akan mandeg.

19

Amal dan ibadah takkan bisa dijalankan di dunia tanpa hujan mengguyur bumi.

20

Kewajiban dalam hidup takkan dijalankan oleh siapa pun bila tak ada air, air tak akan mengalir tanpa hujan.

 

Bab 3: Keagungan Para Rohaniawan

21

Semua tulisan dalam kitab suci menekankan, di atas semua keutamaan lain, kebesaran para rohaniawan yang sesudah menjalani hidup dengan disiplin rohani tinggi, bagi golongan mereka, dianggap telah meninggalkan kehidupan duniawi.

22

Mencoba mengukur atau mengetes kebesaran rohaniawan sama bodohnya dengan mencari orang mati di dunia

23

Kebesaran mereka yang meninggalkan kehidupan duniawi, setelah menemukan dukanya dan kebahagiaan kehidupan surgawi-, benar-benar paling utama di dunia.

24

Dia yang sanggup mengendalikan panca inderanya akan memperoleh kebahagiaan surgawi.

25

Indra, raja para dewa itu sendiri, akan mendengar kesaksian bagi tekad mereka yang menghalangi keinginan panca indera.

26

Mereka yang berjiwa besar akan melakukan hal yang sulit, namun mereka yang berjiwa kerdil tak sanggup melakukannya.

27

Dia yang mengetahui sifat-sifat panca indera perasa, penglihatan, peraba, pendengaran, dan penciuman mengetahui seluruh pengetahuan dunia.

28

Kata-kata mistik Rohaniawan yang penuh pengaruh akan memperlihatkan kebesaran kata-kata mistik itu kepada dunia.

29

Amarah mereka yang memiliki sifat baik tak dapat dilawan bahkan sesaat pun.

30

Para pertapa benar disebut kepada semua makhluk. yang penuh kasih kepada semua makluk hidup

 

Bab 4: Penekanan pada Potensi Kebajikan

31

Apa yang mendatangkan kejayaan yang lebih besar kepada manusia daripada hal yang benar? Ini memberikan kemakmuran (di muka bumi) dan juga kebahagiaan (di surga).

32

Tak ada kebaikan yang lebih besar ketimbang kebiasaan berbuat baik; juga tak ada keburukan yang lebih besar ketimbang sikap acuh terhadapnya.

33

Berbuat baiklah tanpa henti, semampumu, dengan pikiran, ucapan tindakan. (Tri karana Sudhi )

34

Memiliki pikiran yang murni dan tanpa cela merupakan kebaikan yang nyata; segala yang lain akan sia-sia belaka.

35

Membebaskan diri dari rasa dengki, rakus, amarah, dan kata- kata yang pahit adalah kebaikan.

36

Lakukanlah perbuatan amal sekarang juga tanpa menundanya hingga usiamu lanjut; karena perbuatan amal sekarang ini akan merupakan pertolongan yang pasti bagimu menjelang ajal.

37

Tak perlu menguraikan hasil amal, ada baiknya ini diketahui dengan membandingkan orang yang digotong diatas kereta tandu dan orang yang menggotongnya.

38

Dia yang berbuat amal setiap hari dalam hidupnya akan lolos dari kelahiran (Penitisan kembali).

39

Kebaikan itu saja sebagai kehidupan pemilik rumah sudah memberikan kesenangan dan kemasyhuran sejati, segala yang lain tidak demikian.

40

Apa yang terbaik untuk dilakukan seseorang adalah kebaikan, apa yang sepatutnya dijauhi adalah keburukan.

 

Bab 5: Dharma Rumah Tangga

41

Dia adalah pemilik rumah sesungguhnya yang menolong ketiga perintah orang yang baik (Brahamachari, Vanasprasta, Sanyas in) dalam kehidupan rumah tanggga mereka merupakan buah kasih sayang yang diwujudkan oleh jalan hidup yang benar dan serasi.

42

Pemilik rumah sejati memberikan perlindungan kepada mereka yang terlantar, mereka yang miskin dan mereka yang ditinggalkan.

43

Kewajiban luhur pemilik rumah adalah setiap hari memelihara orang-orangnya, menghormati Dewa-Dewa, tamu-tamunya, kerabatnya dan dirinya sendiri.

44

Jika seseorang lelaki memproleh kekayaan dengan cara yang adil dan beramal kepada siapa pun yang layak diberi, maka keturunanya tidak akan pernah terputus

45

Kasih sayang dan amal dalam kehidupan pemilik rumah merupakan kebaikan dan manfaatnya.

46

Kalau seseorang dapat menjalani hidup dengan baik sesuai dengan keadaan si pemilik rumah, maka apakah yang dapat diperoleh seseorang jika dia lebih menyukai kehidupan yang lain.

47

Dia, yang layak menjalani hidup sebagai pemilik rumah merupakan yang hal terbesar di antara semua orang yang berupaya melakukan hal-hal yang lebih baik.

48

Pemilik rumah yang tidak menyimpang dari jalan kebenaran dan membantu mereka yang melakukan kebaikan dalam jalur yang benar itu patut mendapat pujian lebih daripada mereka?

49

Hidup berumah tangga itulah yang benar-benar hidup yang baik. Keadaan yang lain juga baik, kalau tanpa cela dari pihak yang lain.

50

Pria yang menjalani hidupnya sebagaimana sepatutnya dia lakukan akan dihormati sebagai salah seorang dewa langit.

 

Bab 6: Dharma Rumah Tangga

51

Seorang istri yang sangat baik dan mampu mengatur rumah tangganya dalam batas kemapuan keuangan suaminya merupakan dewi kemakmuran yang sejati dalam kehidupan berumah tangga

52

Kalau istri tidak memiliki kebaikan bagi kehidupan berumah tangga. Maka rumah tangganya tidak akan bahagia, walau bagaimanapun besarnya pendapatan atau gaji sang suami yang di perolah dari berbagai sumber.

53

Bila ibu rumah tangga memiliki karakter dan moral yang baik. Seperti apa apa yang terlihat dalam penataan rumah tangganya? Kalau dia tidak demikian, apa gunanya rumah tangganya?

54

Nilai apa yang lebih besar yang dapat dimliliki seseorang lelaki selain mendapatkan seorang istri yang setia,apalagi kalau sang istri komit dalam kesetiaanya pada teman hidupnya ?

55

Istri yang mungkin tidak beribadah, tapi bangun dari tidurnya dengan pengabdian yang luar biasa kepada suami dan keluarga memiliki kesaktian dan kesucian menurunkan hujan atas perintahnya.

56

Dia (istri), yang menjaga kehormatannya, penuh kasih sayang kepada suami, dan menjaga nama baik keduanya, adalah istri yang baik.

57

Apa gunanya tembok penjara dalam melindungi kebaikan seorang wanita? Wanita yang memiliki pikiran tegas, berkarakter merupakan iman dan benteng perlindungan dirinya yang paling ampuh.

58

Dia (wanita) yang memproleh kasih sayang sejati dari suaminya karena kesetiannya kepada suami dan rumah tangga akan mendapat kehormatan para dewa.

59

Seorang lelaki yang tidak mempunyai istri yang setia, yang dapat menjaga kehormatan sang suami akan terhina dan terkucilkan di antara kawan-kawannya.

60

Istri yang baik/ setia merupakan berkah dan putra/putri yang baik merupakan hiasan dari keberkahan tersebut

 

Bab 7: Kelahiran Para Putra

61

Di antara berkat terbesar yang dimiliki seseorang tidak ada yang melebihi dengan memiliki putra – putri yang baik (suputra).

62

Keburukan tidak akan menimpa seorang pria dalam ketujuh kelahiran (penitisan) yang mungkin dimiliki kalau dia memberikan keturunan yang memiliki watak dan karakter yang tidak tercela

63

Putra putri dikatakan sebagi anak-anak yang layak dimiliki, apa yang mereka peroleh juga menjadi kekayaan orang tuanya.

64

Makanan pahit yang digenggam oleh tangan mungil anak- anak akan jauh lebih manis bagi orang tua ketimbang madu lebah.

65

Sentuhan anak-anak menyenangkan tubuh, dan suaranya merdu sampai di telinga.

66

Alangkah merdunya music yang keluar dari seruling bagi mereka yang tidak mengetahhui melodi ocehan si kecil anak mereka.

67

Apa yang diharapkan oleh ayah terhadap putra/i nya adalah membuat putra/i nya layak mendapat tempat yang paling terkemuka di kalangan terpelajar.

68

Kearifan seorang anak akan menjadi berkah bagi dunia pada umumnya ketimbang bagi orang tuanya.

69

Kegembiraan seorang ibu setelah mendengar anaknya diakui sebagai orang yang baik adalah lebih besar daripada suka cintanya pada waktu kelahiran anaknya.

70

Kewajiban putra kepada ayahnya adalah membuat pihak lain berseru, “kebaikan apa yang telah dia lakukan agar dia dianugerahi anak yang demikian berharga”.

 

Bab 8: Memiliki Cinta Kasih 

71

Apakah yang dapat menghentikan spontanitas cinta? Air mata mereka yang penuh kasih sayang, ketika melihat penderitaan orang yang mereka kasihi, akan menunjukan cinta dalam batinnya.

72

Mereka yang tidak memiliki sifat kasih sayang hanyalah untuk mereka sendiri. Mereka yang membuat cinta bahkan rela mengorbankan jasad mereka demi mengabdi kepada yang lain adalah manusia sejati dan milik masyarakat luas.

73

Orang yang Bijak berkata bahwa ikatan jiwa terhadap jasad membedakan manusia dalam hal rasa cinta kasih .

74

Cinta melahirkan keakraban, dan cinta kemudian mendatangkan kejayaan persahabatan yang tidak terukur.

75

Rasa sadar akan berkah surgawi, mengikuti kehidupan pemilik keluarga dengan penuh kasih sayang.

76

Orang yang bodoh berkata bahwa cinta merupakan alat bantu bagi kebaikan, tapi juga ini merupakan alat bantu dalam menghindari kejahatan.

77

Bahkan ketika matahari membakar tubuh tanpa tulang, demikian juga Tuhan yang baik meyiksa orang yang tidak memiliki cinta.

78

Rukunnya kehidupan rumah tangga tanpa cinta kasih, sama mustahilnya dengan menyuburkan pohon di gurun yang gersang.

79

Apa gunanya semua pengaruh luar bagi mereka yang tidak memiliki cinta kasih sejati di lubuk hatinya.

80

Hanya jasad yang digerakan oleh cinta kasih yang merupakan tempat tinggal yang layak bagi jiwa. Jasad seseorang yang tanpa cinta kasih bagaikan tulang belulang yang dibalut dengan kulit.

 

Bab 9: Mengayomi Tamu

81

Satu-satunya maksud kehidupan pemilik rumah dan dalam memperoleh kekayaan adalah menjamu tamu dan ramah kepada mereka.

82

Kendati apa yang dimakan seseorang mungkin menjadi sesuatu,tapi menikmatinya sendirian tanpa berbagi dengan tamunya sangatlah tidak layak.

83

Dia yang setiap hari menjamu tamu yang datang kerumahnya tidak akan pernah mersa miskin dan kesulitan dalam hidup.

84

Dewi kemakmuran (Lakhsmi) akan senang tinggal dirumah orang yang menjamu tamunya dengan seputih hati.

85

Ladang orang yang memberi makan tamunya lebih dahulu dan memakan apa yang tersisa akan memberikan panen yang berlimpah walaupun benihnya mungkin tidak disebarkan.

86

Setelah menjamu tamunya, orang yang menunggu tamu lain akan disambut oleh para dewa dengan sukacita di surga.

87

Manfaat menjamu tamu tidak dapat diukur kecuali oleh nilai tamu yang dijamu

88

Mereka yang tidak menyadari nilai keramah tamahan akan menyesal karena telah melestari-kan kekayaan mereka dengan sia-sia.

89

Orang yang tidak menjamu tamunya sama saja hidup dalam kemiskinan walaupun bergelimang kekayaan. Ini merupakan karakteristik kebodohan.

90

Bahkan tatkala bunga anichcham layu ketika dicium,demikian juga tamu akan tersinggung bila tuan rumah bermuka masam.

 

Bab 10: Berbicara dengan Bahasa yang Menyenangkan

91

Kata-kata yang menyenangkan adalah kata-kata yang diucapkan dengan kasih oleh orang yang baik yang bebas dari kepalsuan / bersandiwara

92

Kata-kata yang menyenangkan yang diucapkan dengan air muka yang cerah bahkan lebih baik daripada memberi hadiah yang berlimpah dengan hati yang tulus.

93

Berbicara dengan suka cita dan dengan hati yang penuh kasih sayang dengan air muka yang cerah ceria murnih merupakan kebaikan sejati.

94

Tidak ada kemiskinan yang akan mendera bagi mereka yang mengucapkan kata-kata yang sejukkepada semua orang.

95

Tidak ada permata yang lebih layak bagi seorang pria ketimbang kerendahan hati dan tutur kata yang menyenangkan.

96

Jika seseorang mengucapkan kata-kata yang menyenangkan dan yang dipertimbangkan dengan matang, maka dia akan tumbuh kembang dalam kebaikan, sedangkan dosa-dosanya akan berkurang

97

Tutur kata yang menyenangkan dan berdampak baik itu menghasikan kebenaran dan kebaikan.

98

Kata-kata yang menyenangkan dan tidak melukai perasaan orang lain akan memberikan kebahagiaan kepada seseorang didunia ini dan di akhirat.

99

Kepada siapa seseorang harus menggunakan kata-kata yang pedas yang dia sendiri telah mengalami kegembiraan karena mendengar kata-kata yang menyenangkan.

100

Menggunakan kata-kata yang keras, daripada ada kata-kata yang menyenangkan, tidak ubahnya seperti memakan buah yang masih ranum. Padahal ada buah yang sudah matang.

Tirukkural:Halaman isi

No comments:

Post a Comment